Ahmad Ali Bicara Bahayanya Praktik Politik Identitas di Pilkada Sulteng
Pedoman Rakyat, Palu – Praktik politik identitas dalam Pilkada sangatlah berbahaya. Hal itu diutarakan, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad M Ali.
Politikus asal Sulteng itu mendorong agar pelaksanaan Pilkada Sulawesi Tengah (Sulteng) terhindar dari hal-hal praktik politik identitas.
Sebab, baginya itu menodai kebebasan dalam berdemokrasi. Dia mengungkapkan, dengan hadirnya politik identitas akan dapat melahirkan hal-hal negatif untuk masyarakat. Mulai dari hoaks, ujaran kebencian, dan kampanye hitam sebagai turunannya.
Politik identitas bersandar pada Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Satu Persatu Eks Pasangan Appi, Ical hingga None Menyatu Dukung Danny-Fatma
Padahal, kata Waketum DPP NasDem itu kelengkapan tersebut sesungguhnya tidak berhubungan dengan kualitas calon pemimpin dalam hal ini Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulteng.
Lantaran hal yang demikian mudah dipakai untuk mengaburkan pemilih dari objektivitas. “Dalam menghadapi Pilkada ini kami tidak harus menumbuh suburkan politik identitas. Karena sesungguhnya kami sepakat Pilkada ini adalah mencari pemimpin bukan untuk golongan tapi seluruh masyarakat Sulteng,” ujarnya.
Sebab menurutnya dampak paling ekstrem dari politik identitas ialah perpecahan di masyarakat. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat Sulawesi Tengah agar dapat memilih pemimpin yang mempunyai rekam jejak yang jelas. Bukannya malah menyibukkan diri dan larut dalam hasutan berbasis SARA.
Baca Juga: Bupati, Elite Partai hingga Pengusaha “Patungan” Beli Ambulans untuk NasDem Makassar, Total 20 Unit
Ali berharap Pilkada 2020 harus bebas dari politik identitas yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan. Agar dapat melahirkan seorang pemimpin yang benar-benar bisa memajukan dan menyejahterakan masyarakat.
“Siapa yang bisa memberikan gagasan lebih meyakinkan menyejahterakan masyarakat. Maka Insya Allah masyarakat akan berada pada barisan tersebut tanpa melihat dia dari mana, agama mana dan kelompok mana,” tutupnya. (adi)