AURAMA’ Tinggal Butuh 8 Persen Kunci Kemenangan di Pilkada Gowa

AURAMA’ Tinggal Butuh 8 Persen Kunci Kemenangan di Pilkada Gowa

Pedomanrakyat.com, Makassar – Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir merilis hasil survei calon kepala daerah di Pilkada Gowa.

Menurut Suwadi, terjadi penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 1 Amir Uskara dan Irmawati (AURAMA) selama dua bulan terakhir, yakni dari angka di atas 62 persen kini berkisar 52,5 persen.

Sementara elektabilitas pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin atau HATI DAMAI masih berkisar 33,8 persen, dan tidak menjawab atau belum menentukan pilihan 13,7 persen.

“Kenapa survei AURAMA turun? Karena dua bulan terakhir ini memang mulai terasa tekanan di masyarakat Gowa. Itu melibatkan oknum aparat, oknum ASN, oknum kepala desa, hingga oknum kepala dusun. Misalnya, mengancam warga tidak lagi memberikan bantuan,” kata Suwadi di salah satu hotel, di Makassar, Rabu (6/11/2024).

Meski demikian, Suwadi optimistis pergerakan oknum aparat tidak membuat AURAMA kalah. Hal itu melihat pemilih fanatik atau strong voters pasangan AURAMA mencapai 42,3 persen. Sementara HATI DAMAI hanya 25,5 persen.

“AURAMA tinggal butuh 8% untuk mengunci kemenangan. Jadi, peluang AURAMA masih jauh lebih besar memenangkan Pilkada Gowa. Tinggal bagaimana tim-timnya memanfaatkan swing voters,” terang Suwadi.

Suwadi berharap kehadiran LASKAR GOWATA mampu meyakinkan swing voters agar mau memastikan pilihannya ke AURAMA.

“Ini (swing voters) bagian dari tugas kerja-kerja LASKAR GOWATA. Utamanya soal adanya tekanan atau intimidasi, bagaimana Laskar Gowata mampu mengawal suara warga agar tidak beralih,” tuturnya.

Sekadar tau, PT IPI menggelar survei 29 Oktober hingga 5 November 2024 dengan sampel 880 koresponden. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error mencapai -+3,2 persen.

Popularitas pasangan AURAMA mencapai 98,5 persen dengan tingkat kesukaan 87 persen. Adapun popularitas pasangan HATI DAMAI berkisar 86,8 persen dengan tingkat kesukaan 74,4 persen.

Top of Minda atau pertanyaan spontan, 34 persen menginginkan Amir Uskara memimpin Kabupaten Gowa. Kemudian disusul Husniah Talenrang 16,2 persen, Darmawangsyah Muin 12,3 persen, Irmawati 4,1 persen, Abdul Rauf Malaganni Karaeng Kio 2,1 persen, dan Rismawati Kadir Nyampa hanya berkisar 1 persen.

“Popularitas dan tingkat kesukaan AURAMA masih sangat tinggi, dan tentu mempengaruhi elektabilitasnya. Itu karena Amir Uskara dikenal sebagai tokoh nasional dan punya banyak kontribusi di Kabupaten Gowa selama menjabat di DPR RI Senayan,” jelas Suwadi.

Pengamat Politik Universitas Bosowa, Dr Arief Wicaksono, menegaskan perlakukan kepada tim sangat menentukan kemenangan dua pasangan calon yang bertarung di Pilkada Gowa.

“Salah sedikit perlakuan ke tim akan berakibat fatal. Apalagi menjelang pencoblosan,” sebutnya.

Apalagi, menurut Dr Arief, popularitas Amir Uskara dan Darmawangsyah Muin sangat tipis. Tapi, kedalaman atau tingkat kesukaan menempatkan Amir Uskara masih di atas.

“Sekarang muncul indikator pasangan. Perbedaan nol koma saja sangat menentukan. Makanya, ini harus menjadi perhatian besar pasangan calon. Ini masih ada 21 hari, harus dihitung betul eksekusinya,” terangnya.

Dr Arief melihat AURAMA punya nilai lebih di masyarakat. Untuk itu, kata Arief, kehadiran LASKAR GOWATA menjadi salah satu penentu bagi kemenangan AURAMA.

“LASKAR GOWATA misalnya harus mensosialisasikan gagasan AURAMA, apakah tentang budaya Gowa. Kerja-kerja tim harus lebih masif lagi, harus lebih dekat dengan masyarakat lagi,” sebut Dr Arief.

Selain Dr Arief Wicaksono, hadir sebagai pemateri Pengamat Politik dari Universitas Mega Rezky Dr Baharuddin Hafid, serta mantan Ketua Bawaslu Kabupaten Selayar dan Aktivis Hukum Suharno,SH.,MH.

Sementara itu, Dr Baharuddin Hafid melihat pertarungan di Pilkada Kabupaten Gowa bakal sengit. Itu karena pertarungan melibatkan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Saya katakan bahwa di beberapa daerah ada pertarungan ASN. Karena ASN memiliki kepentingan besar kepada calon bupati terpilih. Misalnya posisi di birokrasi,” pungkas Dr Bahar.

Berita Terkait
Baca Juga