Awali Rakorwil, Wakil Ketua MPR RI-NasDem Sulteng Salurkan Bantuan Pengungsi Korban Bencana Petobo
Pedoman Rakyat, Palu – Politik kemanusiaan memang identik dengan Partai NasDem. Buktinya, Rakorwil DPW NasDem Sulawesi Tengah (Sulteng) yang digelar 2 hingga 3 Maret, diawali dengan kegiatan sosial. Berupa pemberian bantuan kepada korban bencana likuifaksi Petobo di Sekretariat Forum Korban Likuifaksi Petobo, Jumat (2/4/2021).
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat menyerahkan langsung bantuan tujuh ribu paket sembako kepada penerima bantuan. Ini adalah shelter terbesar pengungsian korban bencana Pasigala yang terjadi 28 September 2018 lalu.
“Bantuan ini merupakan hasil gotong kita semua untuk memberikan sedikit perhatian kepada pengungsi korban likuifaksi,” kata Lestari Moerdijat usai memberikan bantuan di Petobo Atas, Palu, Sulawesi Tengah, siang tadi.
Ririe, sapaan karib Lestari, tak sendiri memberikan bantuan. Ikut mendampingi Gubernur terpilih Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, Ketua DPRD Provinsi Hj. Nilam Sari Lawira, Anggota DPR RI Eva, Tenaga Ahli MPR RI Atang Irawan dan Yahdi Basma serta sejumlah kader Partai NasDem.
“Sejauh ini kami sudah serap permasalahan pokok yang dialami korban likuifaksi Petobo dan ribuan korban lainnya di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong. Saya sudah berdiskusi detail dengan gubernur terpilih dan Ibu Ketua DPRD,” katanya.
“Sudah menjadi tugas saya sebagai wakil ketua MPR bidang aspirasi masyarakat dan daerah, mudah-mudahan dengan masukan yang ada bisa diteruskan kepada pemangku kepentingan,” sambungnya.
Rerie menjelaskan lebih lanjut bahwa persoalan pokok yang terkait dengan hunian layak, yaitu hunian tetap (Huntap) adalah soal ketersediaan lahan. Soal pengadaan tanah ini menjadi kewenangan pemerintah daerah.
“Selanjutnya tentu akan saya sampaikan secara serius kepada Pemerintah Pusat. Termasuk soal perpanjangan Inpres No. 10/2019 yang memang masa berlakunya sudah habis pada Desember 2020 silam,” imbuh Rerie.
Kepada para pengungsi Rerie mengharapkan agar tetap semangat dan tawakkal. Apalagi di tengah situasi yang tak mudah karena pandemi Covid-19.
Di Petobo Atas ada 1.360 KK korban bencana likuifaksi. Mereka berhasil selamat dari likuifaksi 184,5 hektar dengan 1.055 bangunan rumah dan sekolah di Petobo Bawah.
Sejumlah kepala keluarga ada yang memilih direlokasi ke Huntap Tondo. Namun sebagian besar memilih untuk mendapatkan Huntap di Petobo Atas. Sayangnya, Huntap belum bisa dibangun karena persoalan ketersediaan lahan karena masih ada sengketa lahan karena kepemilikan pribadi sejumlah warga.