Ayo Jangan Lengah, Ada Potensi Gelombang Ketiga Covid-19
Pedoman Rakyat, Makassar – Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah cukup terkendali. Hal ini tercermin dari grafik kasus yang terus melandai.
Meski demikian, Wiku mengingatkan masyarakat, bahwa pada masa-masa seperti inilah, semua pihak harus menahan diri agar Indonesia tidak menghadapi lonjakan gelombang ketiga (third wave).
“Hal yang perlu diwaspadai adalah dengan melandainya kasus COVID-19 saat ini pasca second wave (lonjakan kedua), mobilitas penduduk cenderung mengalami peningkatan,” kata Wiku, Kamis (23/9/2021).
Wiku mengatakan, masyarakat perlu belajar dari pengalaman penanganan selama pandemi, terjadinya kenaikan kasus sebagai dampak dari adanya periode libur panjang. Kenaikan kasus disebabkan dari meningkatnya mobilitas masyarakat saat kasus melandai.
Hal ini terbukti dari beberapa periode libur panjang hari raya yaitu Idul Fitri tahun 2020, periode Natal dan Tahun Baru 2021 serta periode Idul Fitri tahun 2021.
Kenaikan kasus terjadi mulai dari kenaikan yang tidak begitu signifikan hingga Indonesia mengalami lonjakan pertama (first wave) dan juga pada lonjakan kedua.
“Tidak dapat terelakkan bahwa periode libur hari raya berdampak signifikan pada mobilitas penduduk dan aktivitas sosial-ekonomi,” imbuh Wiku.
Keterkaitannya karena masyarakat cenderung berkumpul, bertemu dengan keluarga dan bepergian pada periode tersebut. Kegiatan kegiatan inilah yang berpotensi meningkatkan penularan COVID-19. Apalagi jika kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan penerapan disiplin protokol kesehatan.
Lalu, secara grafik kasus terdapat jeda antara kenaikan mobilitas penduduk dengan kenaikan kasus. Pola tersebut menggambarkan mobilitas penduduk tinggi pada saat kasus belum meningkat. Begitu kasus meningkat mobilitas langsung turun drastis karena kebijakan pembatasan yang diterapkan.
Pola tersebut berulang ketika kasus mulai melandai mobilitas kembali meningkat. Peningkatan paling tajam terjadi pada periode Libur Idul Fitri 2021 dan tidak lama kemudian Indonesia mengalami second wave dan barulah mobilitas perlahan kembali menurun.
“Adanya pola ini menunjukkan bahwa pemerintah responsif dalam menurunkan lonjakan kasus dengan langsung menetapkan kebijakan terkait pembatasan mobilitas. Adanya penurunan mobilitas saat kasus meningkat juga tidak terlepas dari kepatuhan masyarakat dalam menaati kebijakan pembatasan mobilitas yang ditetapkan oleh pemerintah,” lanjut Wiku.
Jika mencermati pola tersebut, Wiku mengingatkan, bukan tidak mungkin kasus COVID-19 dapat kembali meningkat di kemudian hari sebagai dampak dari mobilitas yang meningkat saat ini. Terlebih saat ini kegiatan sosial-ekonomi masyarakat sudah mulai dibuka secara bertahap. Dan kebijakan pembatasan pelonggaran mobilitas mungkin saja akan terus diterapkan.
“Meskipun saat ini pelonggaran mobilitas mulai diterapkan, namun dimohon kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam berkegiatan sehari-hari. Dan hindari kerumunan semaksimal mungkin di dalam rangka mempertahankan pelandaian kasus COVID-19,” pungkas Wiku.