Berikut Penyebab Terjadinya Banjir Bandang di Masamba Menurut BNPB
Pedoman Rakyat, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menemukan salah satu faktor penyebab banjir di Kabupaten Luwu Utara adalah akibat alih fungsi lahan. Sebelumnya banjir bandang menerjang salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan tersebut pada Senin (13/7) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan tim di lembaganya melakukan sejumlah peninjauan untuk mengetahui penyebab utama banjir bandang. Dari peninjauan peta Inarisk timnya mendapati bahwa perubahan fungsi lahan jadi salah satu faktor penyebab banjir.
“Kira-kira ada peralihan fungsi lahan. Demikian sejarah atau histori dari kejadian perubahan pengalihan lahan yang belum ada galian,” ungkap Raditya dalam konferensi pers yang digelar di Media Center BNPB dan disiarkan secara daring, Minggu (19/7).
Meski begitu, melalui peta Inarisk itu, Raditya mengatakan telah terlihat ada upaya perbaikan. Beberapa galian bahkan menurut dia telah tertutup vegetasi. Hanya saja, banjir bandang tetap terjadi.
“Kemudian ada galian dan seterusnya dan ada beberapa yang sudah tertutup oleh vegetasi. Artinya sudah ada upaya untuk melakukan perbaikan lahan dan ini adalah data langsung yang kami dapatkan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Raditya menjelaskan ada tiga faktor utama yang bisa menjadi penyebab bencana di Luwu Utara. Pertaama, kata dia, berkaitan dengan alih fungsi lahan seperti yang telah ia terangkan sebelumnya.
“Kedua adalah curah hujan yang tinggi, dan terakhir memang ada sejarah dalam patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah sehingga menyebabkan memudahkan dalam longsor,” sambung dia.
Catatan BNPB per Minggu (19/7) menunjukkan data korban yakni 36 orang meninggal, 40 orang hilang–tapi sebagian telah ditemukan dalam keadaan selamat, dan 58 orang luka-luka.
Lebih lanjut Raditya merinci hingga kini sebanyak 14.483 jiwa dari 3.627 Kepala Keluarga (KK) mengungsi akibat banjir bandang di Luwu Utara. Para pengungsi terbagi di tiga Kecamatan antara lain Kecamatan Masamba sebanyak 7.748 orang, Kecamatan Baebunta sebanyak 5.808 orang, dan Kecamatan Sabbang sebanyak 927 orang.
Dari total 14.483 orang terdampak banjir terdapat kelompok rentan yakni 2.530 orang di antaranya tergolong lansia, 870 balita (142 di antaranya bayi), dan 137 ibu hamil.
“Saat ini kami juga sudah mendapatkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pusdalop dan teman-teman TRC bahwa kelompok rentan juga telah teridentifikasi. Ini memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik dan seterusnya bisa terlaksana dengan baik,” jelas Raditya. (*)