Bupati Sinjai Ratnawati Lantik Pengurus DPC Paravetindo

Pedomanrakyat.com, Sinjai – Program Inseminasi Buatan atau yang selama ini dikenal dengan Kawin Suntik dan oleh masyarakat Sinjai dikenal dengan istilah Sapi Kocci, selama puluhan tahun telah berkontribusi nyata dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sapi yang ada di Sinjai dan meningkatkan pendapatan para peternak sapi kita. Kita sama-sama tahun bahwa sapi yang dihasilkan melalui Inseminasi Buatan ini mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi dari sapi-sapi lokal yang ada. Kabupaten Sinjai menghasilkan sapi-sapi hasil IB berkualitas yang banyak diminati konsumen dari luar daerah.
Setiap tahun kabupaten Sinjai memberi kontibusi nyata dalam penguatan ketahanan pangan khususnya sector peternakan dari hasil program IB ini dengan menyuplai tidak kurang dari 5.000 ekor / tahun untuk daerah lainnya terutama Makassar dan Kalimantan. Terakhir 7 ekor sapi super hasil IB dari kabupaten Sinjai dibeli oleh bapak Prabowo Subianto untuk hewan Qurban atas nama Presiden RI.
Pernyataan ini disampaikan secara jelas oleh Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif dalam acara Pelantikan dan Pengukuhan DPC Paramedik Veterineer dan Inseminator Indonesia (Paravetindo) Kabupaten Sinjai yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Sinjai, Selasa (25/11/2025).
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, Sekretaris Daerah Kab. Sinjai, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kab. Sinjai, Kepala Dinas Peternakan Kab. Bone serta Kepala OPD Kab. Sinjai, Bupati kembali menjelaskan bahwa organisasi DPC Paravetindo berfungsi untuk membantu pemerintah daerah melakukan pelayanan teknis Inseminasi Buatan dan pelayanan Kesehatan Hewan kepada peternak.
“Kedepan program IB ini kita akan dorong dilaksanakan secara mandiri. Para peternak diharapkan dapat berpartisipasi aktif secara mandiri dalam pembiayaan usahatani yang mereka usahakan, tanpa perlu lagi disubsidi oleh pemerintah. Subsidi secara bertahap didorong hanya untuk memenuhi pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini juga disebabkan karena kemampuan fiskal pemerintah daerah yang sudah semakin rendah sebagai konsekwensi dari kebijakan anggaran pemerintah pusat.”
“Dalam konteks inilah anggota dari organisasi Paravetindo akan melaksanakan fungsinya membantu pemerintah daerah memberikan pelayanan kepada para peternak secara swadaya dari sisi pembiayaan. Ke depannya, pembiayaan dari pemerintah hanya akan diarahkan pada pelaksanaan program penugasan atau upaya khusus (upsus), seperti yang pernah dilaksanakan sebelumnya antara lain Sikomandan dan GBIB.” Jelas Bupati.
Pelantikan dan pengukuhan tersebut juga ditandai dengan penyerahan Izin Pelayanan Perkawinan Ternak (IPPT)
yang merupakan legalitas hukum dari pelayanan yang diberikan.
Berita Terkait
Baca Juga
