Cerita Gadis Bulukumba Sulsel Dilamar Pakai 2 Keping Bitcoin Harga Rp1,6 M

Pedoman Rakyat, Makassar – Di dunia crytocurrency, mata uang bitcoin menjadi sorotan. Tak dapat dipungkiri, satu keping uang kripto ini teramat mahal.
Tak hanya digunakan untuk bertransaksi jual beli kendaraan, bitcoin juga digunakan untuk mahar lamaran, seperti yang terjadi di daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Dikutip dari akun Facebook Mismaya Alkhaerat, pada Rabu 14 April 2021, Mismaya diketahui menjadi pembawa acara (MC) acara lamaran seorang wanita yang bernama Bau Tenri Abeng.
“Nge MC …
Acara Mappetu Ada ..
Uang panik 2 Bitcoin senilai 1,6 miliar
mahar 3 keping logam mulia dan 1 stel Emas dan seperangkat alat sholat ..
Inimi kayax … Uang panaik kekinian .. saat bit Coin mencuat btw .. mauta mi juga
Note; mempelai perempuan dari Bulukumba
Lokasi ; Dapur Mama jl. Bonto mene,” tulis Mismaya dalam postingannya.
Menurut informasi, belakangan diketahui Andi Bau Tenri Abeng (31. Asal Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, ia dipersunting oleh pria asal Bengkalis, Provinsi Riau, bernama Raja Muhammad Hasbi (47). Keduanya merupakan rekan kerja dalam bidang yang sama, yakni, perusahaan yang bergerak dalam bisnis uang digital, molacoin.
“Itu dua keping bitcoin uang panaiknya. Sementara maharnya itu 3 keping emas mulia dengan 1 stel emas dan seperangkat alat salat,” kata Mismaya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (14/4/2021).
Sahabat mempelai wanita ini menjelaskan bahwa Bitcoin, adalah uang elektronik yang saat ini sudah dikenal di kalangan penggiat investasi digital. Harga satu keping bitcoin cukup bervariasi dan menurutnya bisa menembus angka Rp 600 hingga 700 juta.
Wanita yang akrab disapa Maya ini mengungkapkan, proses pernikahan dilangsungkan dengan tradisi ala Bugis-Makassar, selama tiga hari berturut-turut. Mulai dari 6, hingga 8 April. Sepanjang proses itu, kedua mempelai membatasi orang yang datang mengingat kondisi pandemik COVID-19.
Prosesi pernikahan berlangsung cukup sederhana. Selain diwakili keluarga masing-masing, mereka hanya mengundang kerabat dan orang terdekat masing-masing. “Mereka kan tinggal di Jakarta, jadi pulang ke sini (Bulukumba) untuk menikah,” ucap Mismaya.
Maya menceritakan, keluarga dan orang terdekat mempelai wanita sempat mempertanyakan mengenai uang digital yang digunakan dalam prosesi pelamaran. “Wajarkan mereka (keluarga) kurang tahu jadi dijelaskan,” jelasnya.
Saat proses pelamaran, mempelai pria menyertakan bukti fisik akun yang digunakan untuk melamar, kepada keluarga sang istri. Bukti disetai penjelasan detail mengenai pengelolaan uang digital hingga proses pencairan.
“Jadi ada yang membantu menjekaskan pakai bahasa Konjo,” terangnya.
Lebih lanjut Maya, mempelai wanita menyetujui proses pelamaran menggunakan bitcoin karena angkanya yang saat ini naik drastis. Apalagi keduanya juga sudah paham mengenai penglolaan uang digital ini di kemudian hari.
Proses transaksi uang bahkan telah dikirim langsung ke akun pribadi mempelai wanita. “Kenapa Tenri dia minta dikirim saja diakunnya karena kan prediksi akhir tahun itu bitcoin (harganya) akan naik lagi,” jelas Maya.