Golkar Sulsel Sudah Merosot, Ketuanya Nanti Harus Bersih Tak Punya Beban Hukum
Pedoman Rakyat, Makassar – DPD I Golkar Sulsel segera mendapatkan ketua baru. Ada empat kader sedang bertarung pada Musda yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta.
Asal diketahui, Golkar Sulsel sekarang ini dikendalikan oleh Nurdin Halid (NH) sebagai Plt Ketua.
Akan tetapi, jelang pelaksanaan Musda justru muncul isu ada bakal calon ketua yang punya beban hukum. Hal ini pun ramai menjadi pembicaraan.
Tanggapan beragam terkait ini. Salah satunya datang dari pengamat politik Unhas, Adi Suryadi Culla.
Asal ditahu, Partai Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto telah mengusung slogan “Golkar Bersih”
Menurut Adi, semangat dari Golkar Bersih tak hanya sebatas slogan. Akan tetapi itu harusnya menjadi komitmen golkar dengan slogan itu.
Secara linear harus diletakkan partai beringin tersebut, termasuk dalam karangka persaingan diantara figur yang ikut bertarung pada Musda.
“Kalau itu menjadi slogan itu yang harus dijalankan oleh partai. Jika ada terindikasi, itu yang seharusnya jadi rujukan rekrutmen golkar kedepan. Ketua Golkar harus bersih tak punya beban hukum,” ujar Adi dalam rilis yang diterima.
DPP, kata dia, sebagai salah satu pemegang kendali itu harus melihatnya dan memberikan ruang bagi proses dari pemilihan itu agar menjadi parameter yang diungkapkan ke publik, agar bisa menjadi rujukan dalam pemilihan pada Musda itu.
Slogan Golkar Bersih memberi bobot moral atas posisi golkar sebagai parpol.
“Saya kira slogan itu sebenarnya memberi bobot moral atas posisi Golkar sebagai parpol. Sekarang ini partai politik, memang secara umumlah menghadapi atau menuai selama ini banyak sorotan. Bahwa parpol gagal dalam memberikan pendidikan politik, namun itu harus kembali atau komitmen golkar itu sendiri atau pemimpin partai politik itu sendiri, karena partai politik itu merupakan cerminan dari prilaku elitnya,” ucapnya.
Dosen Fisip itu menjelaskan bahwa
siapa yang menjadi pemimpin, itulah kemudian menjadi tampilan bagi partai politik itu di mata publik.
Perilaku yang ditunjukkan oleh politisi partai golkar itulah yang menjadi rujukan masyarakat. Ia melihat Golkar selama ini mengalami kemerosotan karena banyaknya sorotan.
“Golkar selama ini mengalami kemerosotan karena banyaknya sorotan termasuk di Sulsel. Beban masa lalu Golkar itu berat, apa lagi dianggap sebagai partai warisan orde baru. Komitmen golkar untuk membangun tampilan baru, sebagai goklar baru belum terlihat. Seharusnya golkar melakukan evaluasi yang lebih kritis, agar bisa melakukan revitalisasi menjadi partai yang lebih kuat,” jelasnya. (rls)