HUT ke-418 Makassar: Momentum Bersatu dan Merajut Harmoni, Kolaborasi & Inovasi

HUT ke-418 Makassar: Momentum Bersatu dan Merajut Harmoni, Kolaborasi & Inovasi

Pedomanrakyat.com, Makassar – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menjadi narasumber dalam program Podcast DetikSore (live streaming) yang digelar oleh Detik.com nasional, Kamis (6/11/2025) di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Munafri berbagi pandangan dan refleksi seputar pengalamannya memimpin salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia selama sembilan bulan terakhir.

Menjawab pertanyaan redaksi mengenai bagaimana rasanya menjadi Wali Kota Makassar dalam setahun terakhir, Munafri mengungkapkan bahwa tugas tersebut penuh tantangan sekaligus memberikan pengalaman menarik.

“Menarik sih, punya tantangan tersendiri, karena Makassar sebagai kota hub tentu masyarakatnya lebih heterogen,” kata Munafri menjawab pertanyaan.

“Sangat dinamis, dan kita harus memperhatikan berbagai macam kepentingan yang ada di dalamnya, mengakomodir satu dengan yang lain,” tambah orang nomor satu Kota Makassar itu.

Ia melanjutkan, dalam birokrasi pemerintahan, banyak aturan yang harus ditaati. Jadi, strategi yang dilakukan adalah bagaimana bisa mengakomodir sebanyak mungkin kepentingan masyarakat, meski tidak mungkin semua bisa dipenuhi.

Menurutnya, kepemimpinan di kota besar seperti Makassar menuntut keseimbangan antara kebijakan, komunikasi, dan empati.

“Kita tidak bisa membuat semua orang bahagia, tapi setidaknya kita bisa membuat lebih banyak yang merasa terlayani dengan baik. Karena masyarakatnya sangat beragam, ini menjadi tantangan besar tapi juga menarik,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Munafri juga memaparkan kesiapan Pemerintah Kota Makassar bersama masyarakat dalam menyambut Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar, yang akan digelar pada 9 November 2025 mendatang.

Perayaan tahun ini mengusung tema “Merajut Harmoni dan Membangun Kebersamaan”. Menurut Munafri, tema tersebut mencerminkan semangat persatuan pasca kontestasi politik, sekaligus menjadi simbol bahwa seluruh elemen masyarakat kini bersatu untuk membangun kota.

“Filosofinya adalah bahwa kami lahir dari proses pemilihan langsung dengan beberapa kandidat. Ini ulang tahun pertama setelah kami terpilih. Jadi, pesan kami jelas, kampanye sudah selesai, pemilihan sudah selesai, sekarang saatnya bersatu,” jelasnya.

Dia menegaskan, tidak boleh lagi bicara siapa tim siapa. Kalau tidak bersatu, kota ini milik bersama. Ia ingin semua pihak ikut berkontribusi.

“Dari pihak yang dulu berseberangan pun, kalau punya ide bagus untuk kota ini, ayo datang, kita diskusikan. Masa kontestasi sudah lewat, sekarang waktunya bersama-sama membangun Makassar,” tegasnya.

Dalam perayaan HUT ke-418 Makassar nanti, Pemkot akan melibatkan masyarakat seluas-luasnya melalui kegiatan” 100% Makassar”, di mana seluruh pengisi acara merupakan warga Makassar dari berbagai usia dan latar belakang.

Pemerintah kota bertindak hanya sebagai panitia. Karena pihaknya ingin perayaan ini benar-benar menjadi milik warga. Bahkan, semua SKPD juga berkontribusi.

Dimana Dinas Kesehatan menggelar pemeriksaan gratis dan mencetak rekor MURI untuk pemasangan gigi palsu, ada program bedah rumah, beasiswa, hingga kegiatan sosial lainnya sebagai kado ulang tahun untuk warga Makassar.

Ia menegaskan bahwa bentuk dukungan pemerintah tidak selalu berupa bantuan tunai, tetapi diwujudkan melalui program yang berdampak langsung.

Karena kemampuan fiskal terbatas, bantuan tidak selalu berupa uang tunai. Tapi Pemerintah hadir lewat program dan kegiatan nyata yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat.

Selain itu, Pemkot juga mengajak dunia usaha untuk berkolaborasi dalam perayaan ini.

“Kami juga mengajak perusahaan-perusahaan di Makassar untuk ikut berpartisipasi. Sudah lama mereka beroperasi di kota ini,” ungkapnya.

“Sekarang saatnya mereka memberikan kembali lewat kegiatan sosial dan kolaborasi. Jadi perayaan ini tidak hanya seremonial, tapi juga penuh makna sosial,” tambahnya.

Lebih lanjut, mantan bos PSM itu menegaskan, visi pemerintahannya ke depan berfokus pada peningkatan pelayanan publik.

Dia menilai, pemerintah harus benar-benar hadir memberikan layanan yang dibutuhkan masyarakat, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi.

Pemerintah tidak boleh memaksakan kehendak, tapi harus mendengarkan apa yang dibutuhkan warga. Appi ingin masyarakat merasakan kehadiran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari.

“Itu inti dari pemerintahan yang kami bangun, pelayanan publik yang responsif dan manusiawi,” jelas politisi Golkar itu.

Dalam sesi Podcast ini juga, Munafri juga menyinggung potensi besar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Makassar. Menurutnya, keindahan pantai yang membingkai kota menjadi daya tarik unik yang tidak dimiliki banyak daerah lain.

“Tidak semua kota di Indonesia punya pantai seperti Makassar, dengan sunset yang bisa dinikmati setiap hari, bahkan salah satu yang terbaik di Indonesia. Itu ada tepat di depan kota,” katanya.

Makassar, lanjutnya, juga memiliki dua sungai besar dan laut yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata baru.

Appi mengungkapkan, punya cita-cita untuk membuat” Festival Muara”, yakni event yang memadukan keindahan sungai dan laut menjadi satu pengalaman wisata yang unik dan berkarakter.

“Dengan begitu, Makassar akan punya identitas baru sebagai kota pesisir yang kreatif dan berbudaya,” ungkapnya.

Menanggapi isu lingkungan, Munafri juga memaparkan capaian Pemkot dalam penanganan masalah sampah yang sempat menjadikan Makassar sebagai salah satu kota darurat sampah nasional.

Selama ini, Makassar sempat masuk dalam daftar kota darurat sampah. Kami punya produksi sampah hampir seribu ton per hari.

“Tapi, setelah adanya keputusan menteri yang baru, Makassar tidak lagi termasuk kategori darurat sampah, karena berbagai intervensi yang kami lakukan mulai menunjukkan hasil,” jelasnya.

Pemkot kini menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas di tingkat RT/RW dengan pendekatan ekonomi sirkular.

” Setiap RT/RW diwajibkan memiliki sistem pengelolaan sampah terpadu, membuat komposter, tamba, maggot, hingga ekoenzim. Ini membentuk ekonomi sirkular di masyarakat,” imbuh Appi.

Program ini juga terintegrasi dengan pengembangan urban farming (pertanian lahan sempit), di mana hasil pengolahan sampah organik digunakan sebagai pupuk.

Setiap titik urban farming minimal harus memberdayakan lima keluarga sekitar. Beberapa lokasi sudah jadi percontohan dan hasilnya luar biasa.

“Ada keluarga yang bisa menghemat hingga Rp20 ribu per hari karena menanam cabai dan memelihara ayam sendiri,” ungkapnya.

Munafri optimistis, dengan kemauan dan fokus, Makassar bisa menjadi kota mandiri yang bersih dan produktif. Teknologi sudah tersedia, tinggal kemauan dan ketekunan.

” Kalau kita fokus pada satu atau dua bidang saja, pasti bisa berhasil. Itulah yang kami lakukan, menggerakkan masyarakat agar mandiri, produktif, dan mencintai lingkungannya,” tutupnya.

Lewat berbagai program dan visi yang dipaparkan, Munafri menegaskan bahwa seluruh langkah yang diambil Pemkot Makassar berakar pada satu nilai utama, kolaborasi dan kebersamaan.

“Saya berharap, semua elemen masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha diajak untuk bergerak bersama membangun kota yang inklusif, bersih, dan sejahtera, sebuah wajah baru Makassar yang berkarakter, kreatif,” harpa Munafri.

Berita Terkait
Baca Juga