Jika Iran Balas Dendam, Trump Ancam Serang Balik dengan Senjata Baru

Jika Iran Balas Dendam, Trump Ancam Serang Balik dengan Senjata Baru

Pedoman Rakyat – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal menyerang dengan senjata baru bila Iran memutuskan ‘membalas dendam’ atas kematian perwira tingginya, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. 

AS telah membunuh Soleimani menggunakan serangan roket di Bandara Internasional Irak pada Jumat (3/1). 

“AS baru saja menghabiskan US$2 triliun untuk perlengkapan militer. Kami adalah yang paling besar dan sejauh ini adalah yang terbaik di dunia! Jika Iran menyerang markas AS, atau orang Amerika, kami akan mengirim beberapa perlengkapan baru ini ke mereka…dan tanpa ragu,” cuit Trump melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (5/1).

Trump memastikan bila Iran membalas, maka AS AS bakal menyerang balik. Dia juga mengatakan balasan akan lebih keras dan belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Beberapa jam sebelum mengancam dengan senjata baru, Trump sempat menulis rangkaian unggahan di Twitter (thread) pascainsiden serangan udara pada, Jumat (3/1).

Lewat serangan udara, Trump merasa AS telah memberikan sumbangsih yakni membersihkan dunia dari pemimpin teroris. Ini merujuk kematian Soleimani serta dan wakil komandan milisi Syiah Front Mobilisasi Rakyat (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis.

“Biarkan ini berfungsi sebagai peringatan bahwa jika Iran menyerang orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran bertahun-tahun yang lalu),” lanjut Trump.

Dia berkata sebagian situs itu begitu berharga buat Iran dan budaya Iran.

Sementara itu di tengah suasana duka, pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei berjanji bakal membalas kematian Soleimani. Ini pun tak pelak menimbulkan rasa khawatir warga AS perihal kapan dan bagaimana serangan akan dilakukan Iran.

Akan tetapi melansir dari CNN dari AFP, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS merilis pernyataan bahwa “saat ini tak ada ancaman kredibel, spesifik terhadap negara,”

Secara terpisah, juru bicara DPR AS Nancy Pelosi dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa informasi yang diberikan kepada Kongres oleh Trump menimbulkan pertanyaan serius dan mendesak mengenai waktu, cara, dan pembenaran serangan.

“Keterlibatan militer provokatif, eskalatoris dan tidak proporsional Administrasi Trump terus menempatkan anggota layanan, diplomat dan warga Amerika dan sekutu kita dalam bahaya,” kata Pelosi. (*)

Berita Terkait
Baca Juga