Kinerja Kabinet Alasan Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Cenderung Menurun
Pedoman Rakyat, Jakarta – Kepuasaan publik terhadap Presiden Joko Widodo cenderung menurun. Kinerja dari para kabinetnya menjadi salah satu alasan pemicunya.
Hal itu terekam berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia. Di mana, menurun di tengah penanganan pandemi Covid-19. Meski begitu, penurunannya tak begitu signifikan dibandingkan tiga bulan sebelumnya.
“Kepuasan terhadap kerja Jokowi sekitar 66,5 persen, cenderung menurun tapi tidak signifikan dibanding temuan sebelumnya 69,5 persen,” jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers daring, seperti dilansir Kompas.com, Minggu (7/6/2020).
Hasil survei pada Februari 2020 mencatat, 11,9 persen responden merasa sangat puas akan kinerja Jokowi dan 57,6 persen menilai cukup puas.
Sementara, 26,1 persen responden menilai kurang puas terhadap kinerja Jokowi dan 2,0 persen menilai tidak puas sama sekali. Lalu, 2,3 persen responden menganggap tidak tahu/tidak jawab (TT/TJ).
Sedangkan, hasil survei pada Mei 2020 menunjukan, 14,3 persen publik mengaku sangat puas atas kerja Jokowi dan 52,2 persen menilai cukup puas. Selanjutnya, 27,4 persen menyatakan kurang puas dan 2,3 persen menilai tidak puas sama sekali. Sementara, 3,8 persen menyatakan TT/TJ.
Dengan begitu, akumulasi tingkat kepuasaan publik terhadap kerja Jokowi cenderung menurun sekalipun tidak signifikan dibanding hasil survei sebelumnya. Namun demikian, Burhanuddin menyebut, ada perbedaan antara kepuasan terhadap Jokowi dengan kinerja pemerintah pusat dalam menangani Covid-19.
“Kinerja pemerintah pusat dianggap lebih rendah karena mungkin sebagian responden menilai aparat dan kementerian di bawahnya kurang bias menerjemahkan instruksi Jokowi,” sambungnya.
Survei itu sendiri dilakukan dari 16 Mei hingga 18 Mei dengan menggunakan metode kontak telepon. Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.200 responden. Sedangkan margin of error dalam survei tersebut kurang lebih sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)