Kunjungi BKKBN Jatim, Ritamariani Harap Ada Inovasi yang Diimplementasikan di Sulsel

Kunjungi BKKBN Jatim, Ritamariani Harap Ada Inovasi yang Diimplementasikan di Sulsel

Pedomanrakyat.com, Surabaya – Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan lakukan Studi Banding ke BKKBN Jawa Timur, Kamis (1/12/22) kemarin.

Kunjungan ini terkait pelaksanaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS),

Kepala BKKBN Sulsel, Andi Rita mengatakan, Jatim merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia, selain itu banyak prestasi l dan inovasi yang diraih dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan penanganan Stunting.

“Terlihat dari banyaknya prestasi yang diraih dan kesuksesan meraih Predikat Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM),” ujar Rita.

Rita berharap lewat kunjungan ini lahir terobosan dan inovasi bersama dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di masing-masing wilayah.

“Kami berharap ada inovasi yang dapat kami implementasikan di Sulsel lewat sharing pengalaman BKKBN Jatim khusunya dalam penangan Stunting,” harapnya.

Rita juga menjelaskan angka Stunting di Sulsel terbilang cukup tinggi yaitu 27,4 persen diatas nasional yaitu 24,4 persen.

“Untuk mengejar target 14 persen di tahun 2024, perlu dilakukan penguatan strategi dan kolaborasi bersama dalam penanganan Stunting,” ujar Rita.

Ditambahkan penduduk Sulsel berjumlah 9 juta jiwa, terdiri dari 24  Kabupaten Kota, 311  Kecamatan.

Dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana didukung sebanyak 1.388 Penyuluh KB, dimana 159 diantaranya adalah PPPK, selain itu terdapat 6.682 Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan total jumlah 20.046 kader.

Andi Rita menyebutkan, pihaknya juga telah mengembangkan inovasi diantaranya Gerakan “One Egg One Day” di Kabupaten Barru dengan menyasar Anak Berisiko Stunting,

Kemudian Layanan Terpadu Atasi Stunting dengan Hati (LARAS HATI) Kabupaten Pangkep, Pembentukan Lorong Pengendali Stunting (LOPIS) di Makassar.

Kemudian Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) melibatkan pengusaha se-Kabupaten Bulukumba dan Prigram BAAS Kabupaten Enrekang yang mewajibkan setiap ASN menjadi BAAS.

“Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga telah membentuk Tenaga Gizi Pendamping Desa yang berfokus pada 250 Lokus Stunting di Sulawesi Selatan” tambah Andi Rita.

Sementara itu, Kepala BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengatakan bahwa, sebuah kehormatan mendapat kunjungan dari BKKBN Sulsel.

“Kami berharap juga dapat memperoleh informasi bagaimana pelaksanaan program di Sulawesi Selatan, yang nantinya dapat dipadukan dalam mendukung pencapaian pelaksanaan program Bangga Kencana di Jatim” ujar Ernawati.

Ia menyebutkan untuk pelaksanaan program Bangga Kencana dan PPS, BKKBN Jatim memanfaatkan teknologi informasi dengan mengembangkan beberapa aplikasi berbasis web dan android untuk memudahkan dalam monitoring dan pelaksaan program.

“Karena kondisi mendorong kita harus berinovasi dalam bekerja, kita harus bekerja tidak seperti biasanya, dimana jatim merupakan provinsi besar dengan jumlah penyuluh dan kader yang ribuan perlu dikembangkan inovasi agar bisa melaksanakan monitoring secara efektif,” tambah Ernawati.

Lebih lanjut dikatakan adapun aplikasi tersebut diantaranya aplikasi absen Penyuluh KB untuk monitoring kehadiran dan pembayaran tukin, aplikasi DUPAK Penyuluh KB, Aplikasi ASN KB terkait layanan kepegawaian, Aplikasi Perjalanan Dinas.

“Selain di BKKBN Jatim, beberapa kabupaten kota juga telah mengembangkan aplikasi terkait monitoring dan pelaporan Tim Pendamping Keluarga,” tutupnya.

Berita Terkait
Baca Juga