Pedomanrakyat.com, Makassar – Ketua TP PKK Kota Makassar sekaligus Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Melinda Aksa, memimpin rapat koordinasi bersama jajaran pemerintah kecamatan, kelurahan, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di dua wilayah, yakni Kecamatan Biringkanaya dan Tamalate, Rabu (05/11/25).
Rapat tersebut juga merupakan komitmen dan peran aktif PKK Makassar dalam pengelolaan sampah organik berbasis lingkungan dan masyarakat.
Dalam arahannya, Melinda menekankan pentingnya inovasi pengelolaan sampah di setiap kelurahan dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
“Setiap kelurahan harus punya inovasi sendiri. Minimal ada contoh nyata di kantor lurah seperti sumur biopori, teba, pengomposan, atau budidaya maggot. Dari situ kita bisa tunjukkan ke warga bahwa pengelolaan sampah bukan hanya teori, tapi bisa dimulai dari lingkungan kerja kita sendiri,” ujarnya.
Melinda juga mengajak seluruh Lurah, RT/RW, serta tokoh masyarakat untuk terus menggencarkan sosialisasi pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, agar masyarakat lebih sadar dan terlibat langsung.
“Kita semua punya tanggung jawab yang sama. Jangan biarkan sampah menumpuk tanpa solusi. Sosialisasi harus massif, bahkan bisa melalui masjid, gereja, dan komunitas warga agar semangat pengelolaan sampah ini menular ke semua kalangan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Melinda berharap tidak ada lagi sampah organik yang berakhir di TPA, dengan memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan tempat pengolahan sederhana di lingkungan masing-masing.
“Kalau ada lahan kosong, jadikan itu tempat pengolahan sampah organik. Dengan begitu, volume sampah yang dikirim ke TPA bisa berkurang signifikan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Persampahan dan B3 DLH Kota Makassar, Bau Asseng, menegaskan bahwa DLH akan terus melakukan pendampingan serta evaluasi dan pengukuran kinerja kecamatan terkait efektivitas TPS3R dan keberhasilan pengurangan timbulan sampah.
Hal serupa disampaikan Marini, anggota Dewan Lingkungan, yang menyoroti pentingnya data konkret dan target yang terukur dalam pengelolaan sampah
“Kita perlu data yang akurat agar hasil kerja tiap kecamatan bisa terukur dan berkelanjutan. Dari situ kita bisa melihat progres nyata di lapangan,” ungkapnya.
Setelah agenda rapat, Melinda beserta jajaran berjalan meninjau teba yang ada di masing-masing kecamatan itu.
Melinda menutup kegiatan dengan harapan agar Kecamatan Biringkanaya dan Tamalate bisa mempunyai inovasi pengolahan sampah yang solutif, dan mendorong agar menjadi kecamatan proaktif serta mandiri dalam pengelolaan sampah.
“Kalau semua bergerak bersama, Insyaallah kita dapat mengurangi volume sampah ke TPA mulai tahun ini, walaupun mungkin belum maksimal, setidaknya ada proses yang nyata dan menjadi peluang menuju lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif,” tutupnya. (*)