Pemprov Sulsel-ICRAF Tegaskan Komitmen Ketahanan Iklim Melalui Land4Lives

Pemprov Sulsel-ICRAF Tegaskan Komitmen Ketahanan Iklim Melalui Land4Lives

Pedomanrakyat.com, Makassar – ICRAF Indonesia melaksanakan acara Ekspose Sulawesi Selatan Bersama Mengelola Bentang Lahan untuk  Penghidupan yang Tangguh Iklim, di Hotel Maxone, Jalan Taman Makam Pahlawan Makassar, Kamis (8/8/2024).

Kegiatan itu dihadiri Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah atau Bappelitbangda Sulsel Andi Bakti Haruni.

Dalam kesempatan itu, Andi Bakti Haruni mengapresiasi hasil kerja sama Pemda Sulsel dengan ICRAF Indonesia melalui kegiatan riset-aksi Land4Lives.

Menurut Bakti, kegiatan-kegiatan kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dengan Land4Lives sejalan dengan visi jangka panjang Sulawesi Selatan.

“Minimal ini juga menjadi catatan kami, menjadi etape pembangunan untuk membangun Sulawesi Emas,” ungkapnya.

Sekadar tahu, Land4Lives adalah kegiatan riset-aksi yang dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC). Kegiatan ini dilaksanakan ICRAF di bawah arahan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.

Land4Lives bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat rentan di Indonesia, terutama perempuan, dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Pelaksanaan Land4Lives bekerja sama dengan pemerintah daerah di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur, dengan lokus kegiatan di tingkat desa, lanskap (kabupaten), dan provinsi.

Perwakilan dari Global Affairs Canada (GAC) Hari Basuki, yang juga hadir dalam Ekspose di Makassar menjelaskan bahwa isu perubahan iklim merupakan hal penting yang menjadi perhatian Pemerintah Kanada.

Kata Hari, Pemerintah Kanada, memahami bahwa wilayah Indo-Pasifik sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, misalnya kenaikan permukaan laut, peristiwa cuaca ekstrem, dan kerusakan keanekaragaman hayati.

“Karena itu Kanada mendukung inisiatif-inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim,” ujar Hari.

Provincial Coordinator ICRAF Indonesia di Sulsel Muhammad Syahrir menjelaskan, Ekspose di Makassar merupakan ajang untuk menyebarluaskan pelajaran dari kegiatan-kegiatan Land4Lives yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

“Sekaligus mengumpulkan masukan dari para pemangku kebijakan, akademisi, dan masyarakat sipil,” jelas Syahrir.

Pendekatan Land4Lives

Dalam pidato kunci, Syahrir menjelaskan kegiatan riset-aksi ini tidak hanya membangun ketahanan iklim di tingkat desa melalui pertanian cerdas iklim, kelompok usaha, pangan lokal tapi juga di tingkat bentang lahan dengan mendukung pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan hutan, dan pembiayaan inovatif.

Land4Lives juga mendorong peningkatan kapasitas tata kelola dan institusi untuk melindungi dan menyediakan jasa lingkungan serta keanekaragaman hayati, imbuh Syahrir.

Di Sulsel sendiri, lokus kegiatan Land4Lives berada di Kabupaten Bone yang termasuk wilayah daerah aliran sungai (DAS) Billa Walanae.

“Kawasan ini telah mengalami permasalahan ekologis di area yang terdegradasi, perubahan pola hujan dan permasalahan lingkungan lainnya akibat perubahan iklim. Dan ini berdampak pada masyarakat yang hidup di kawasan tersebut,” ungkap Syahrir.

Kepala Bidang Ekonomi dan SDA Bappelitbangda Sulsel, Inyo menjabarkan bahwa visi Sulawesi Selatan dalam 20 tahun ke depan adalah Sulsel mandiri, maju, dan berkelanjutan dalam ekosistem ekonomi hijau dan biru.

Visi tersebut punya lima indikator, kata Inyo, yaitu peningkatan pendapatan per kapita, pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, peningkatan daya saing daerah, peningkatan daya saing SDM, penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK).

Dia juga menjabarkan bahwa isu-isu terkait perubahan iklim telah masuk sebagai indikator dalam rancangan awal (Ranwal) RPJPD Provinsi Sulsel.

Indikator tersebut antara lain indeks ekonomi hijau, indeks pengelolaan keanekaragaman hayati, indeks kualitas lingkungan hidup, dan persentase penurunan emisi GRK secara kumulatif dan tahunan.

“Untuk mewujudkan visi Sulsel 2025-2045 ini, membutuhkan kerja sama multipihak,” tandas Inyo.

Berita Terkait
Baca Juga