Pj Bupati Sinjai Intruksikan Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa Jadi BAAS

Pj Bupati Sinjai Intruksikan Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa Jadi BAAS

Pedomanrakyat.com, Sinjai – Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Shodiqin, SH., MM. mengukuhkan Pj Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah, S.Sos, M.Si. bersama Pj Ketua TP PKK Sinjai Cut Resmiati, SE. sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting Kabupaten Sinjai. Bertempat di ruang pola, Kantor Bupati Kabupaten Sinjai, Senin (11/12/2023).

Kegiatan berlangsung dalam rangkaian launching Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) Kabupaten Sinjai. Dalam sambutannya, Pj. Bupati Sinjai mengintruksikan semua Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa Se-Kabupaten Sinjai.

“Sudah kewajiban kita untuk melakukan intervensi terkait menurunkan angka prevalensi stunting yang 29,4 persen menjadi 14 persen di 2024. Karena itu saya instruksikan semua kepala OPD Kab. Sinjai Camat dan Kepala Desa untuk dapat menjadi bapak dan bunda asuh anak stunting agar angka prevalensi ini bisa segera turun.” ujar Fahsul Falah

Kaper BKKBN Sulsel dalam sambutannya menyampaikan BKKBN dalam penurunan stunting tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dari pemerintah daerah. Harapan dilaunching Dashat dan pengukuhan BAAS angka stunting dapat diturunkan.

“Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN tentu tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan pemerintah kab/kota. Kalau melihat data angka stunting di Kab. Sinjai, pada dasarnya sudah mengalami penurunan dari 30,1 persen menjadi 29,4 persen. Namun ini masih cukup tinggi berada di atas angka prevalensi nasional, karena itu mudah-mudahan melalui launching Dashat dan pengukuhan BAAS ini angka prevalensi stunting kita bisa segera diturunkan.” ujar Shodiqin

Tambahnya, Shodiqin menyampaikan BAAS bisa atasi stunting. Dimana Permasalahan stunting bisa kita atasi melalui BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting).

“Intinya kalau kita memiliki data yang valid untuk mengetahui berapa orang calon pengantin atau yang melangsungkan pernikahan, berapa yang hamil dan berisiko dan tidak berisiko, berapa yang memiliki anak baduta. Maka melalui data-data tersebut, BAAS bisa melakukan intervensi yang baik pada sasaran penuruna. Stunting, dan inilah yang kita harapkan menjadi salah satu fungsi dari BAAS.” Tambahnya

Berita Terkait
Baca Juga