Politisi PKS Andi Akmal Pasluddin Dorong Kementan Produksi Bawang Putih
Pedoman Rakyat, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin menyampaikan apresiasi terhadap jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus mendorong produksi bawang putih selama beberapa tahun terakhir.
Bahkan Kementan dinilai berupaya keras mengurangi beban impor yang mencapai 507 ribu ton per tahun.
“Saya kira program di Kementan sudah sangat mendukung kinerja pemerintah, terutama dalam hal mengurangi impor. Tinggal bagaimana Kemendag, mau tidak berpihak terhadap petani. Mereka harus berani mengurangi impor dong,” ujar Andi Akmal, Senin, 20 Desember 2021
Andi Akmal mengatakan, sejauh yang dia pahami kebijakan impor memang bukan ranahnya Kementan. Kebijakan itu menurutnya ada di ranahnya Kementerian Perdagangan.
Sementara Kementan hanya bertugas mendorong aspek budidaya sampai peningkatan kesejahteraan petani.
“Sejali lagi saya katakan urusan impor itu bukan urusan kementan. Selama ini kan saya selalu bicara seperi itu. Kementan kita dorong untuk meningkatan produksi dan Kemendag kita harapkan mampu menekan impor,” katanya.
Tapi yang terjadi, kata Andi, sejak enam tahun lalu Cina sebagai produsen dan eksportir bawang putih terbesar di dunia, secara konsisten mengirimkan bawang putih ke Indonesia dalam jumlah yang sangat besar.
Tahun 2015 jumlahnya mencapai 482 ribu ton, 2016 445 ribu ton, 2017 550 ribu ton, 2018 585 ribu ton, dan tahun 2019 sebesar 472 ribu ton.
Terpisah, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University Prof. Dr. Sobir mengatakan bahwa selama ini produksi bawang putih lokal dinilai cukup bagus.
Karena itu, sebaiknya pemerintah mengurangi impor karena produk lokal pasti bisa bersaing dengan produk luar negeri.
“Tantangan utama bawang putih lokal adalah soal daya saing. Petani Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas bawang putih lokal sehingga bisa bersaing dengan bawang putih impor,” terangnya.
Senada, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Loekas Soesanto mengatakan bahwa yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan mengembangkan budi daya secara optimal.
Upaya itu penting dilakukan agar ke depan Indonesia mampu menekan impor.
“Budi daya bawang putih perlu dioptimalkan guna meningkatkan produksi bawang putih di Tanah Air,” tegasnya.