Ratusan Ribu Anak jadi Korban Pelecehan Seksual Pendeta di Prancis, Pihak Gereja ‘Menutup Mata’
Pedoman Rakyat, Prancis – Pendeta di Prancis melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 200 ribu anak sejak tahun 1950. Korban pelecehan tersebut sebagian besar adalah laki-laki yang berusia antara 10 hingga 13 tahun.
Dilansir dari Reuters, disebutkan bahwa pihak gereja ‘menutup mata’ terhadap kasus pelecehan tersebut. Kepala penyusun laporan pelecehan seksual gereja Katolik, Jean-Marc Sauve menyebut pihak gereja tidak peduli dengan para korban pelecehan seksual.
“Menghadapi momok ini, untuk waktu yang sangat lama, reaksi langsung Gereja Katolik adalah melindungi dirinya sendiri sebagai sebuah institusi dan telah menunjukkan ketidakpedulian yang lengkap, bahkan kejam, kepada mereka yang menderita pelecehan,” tulis Sauve dalam laporan tersebut, Selasa (5/10/2021).
Kabar pelecehan seksual ini juga sampai ke Vatikan. Paus Fransiskus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para korban karena memiliki keberanian untuk maju.
“Pertama-tama pikiran tertuju pada para korban, dengan kesedihan yang mendalam, atas luka-luka mereka,” pernyataan Vatikan.
“(Pikirannya tertuju pada) Gereja Prancis, sehingga, dalam kesadaran akan kenyataan yang mengerikan ini … ia dapat memulai jalan penebusan,” sambungnya.
Ketua Konferensi Waligereja Prancis, Eric de Moulins-Beaufort, kasus pelecehan seksual membuat seluruh gereja di Prancis malu. Ia menyebut laporan penyelidikan itu layaknya sebuah ‘bom’.
Kembali ke Sauve, ia meminta pihak gereja membangun kembali kepercayaan masyarakat. Gereja, terang Sauve, harus bertanggungjawab terhadap peristiwa pelecehan seksual ini.
Sauve menyebut pihak gereja harus memberikan kompensasi finansial yang memadai kepada para korban. “yang meskipun tidak cukup (untuk mengatasi trauma akibat pelecehan seksual), tetap sangat diperlukan karena menyelesaikan proses pengakuan,” lanjutnya.