Rumah Warga di Garut Terseret Arus Banjir

Rumah Warga di Garut Terseret Arus Banjir

Pedoman Rakyat, Garut – Curah hujan yang tinggi pada Rabu (27/10/2021) menyebabkan terjadinya banjir di wilayah selatan Garut, Jawa Barat akibat meluapnya sungai Cipalebuh. Akibat banjir itu, sebuah rumah yang berada di wilayah Kecamatan Pameungpeuk terbawa derasnya banjir dan puluhan lainnya terdampak.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Satriabudi mengatakan bahwa pada hari kejadian hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak pukul 15.30 hingga 18.30. “Kondisi itu menyebabkan air dari Sungai Cipalebuh meluap lalu naik ke pemukiman warga mencapai 50 sentimeter,” ujarnya, Kamis (28/10/2021).

Akibat kejadian tersebut, satu unit rumah terbawa hanyut derasnya air, namun ia memastikan tidak ada jiwa yang ikut terbawa. Rumah yang terbawa hanyut itu diketahui sudah lama ditinggal dan cukup lama dikosongkan oleh pemiliknya.

“Saat banjir itu ada 26 rumah yang terdampak dan sempat penghuni di lima rumah dievakuasi karena kondisi ketinggian air. Saat normal, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Jadi saat ini dipastikan tidak ada yang sampai mengungsi, juga tidak ada korban jiwa maupun luka,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi banjir akibat luapan sungai, diungkapkan Satriabudi, sebetulnya balai besar wilayah sungai (BBWS) bulan ini tengah mempersiapkan mitigas berupa pelebaran dan penguatan drainase. Namun saat perbaikan sedang dilakukan, hujan sudah mulai turun sehingga sedikit banyaknya mengganggu proses pengerjaan.

“Kalau upaya normalisasi sebetulnya sudah mulai dilakukan oleh Kementerian PUPR,” ungkapnya.

Di hari yang sama, menurut Satriabudi, selain banjir bencana longsor pun terjadi di wilayah selatan Garut, tepatnya di wilayah Kecamatan Cisompet. Longsor tersebut menutup jalan desa, namun warga langsung melakukan upaya pembersihan.

Selain it, Satriabudi juga menyebut bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan akan mengalami peningkatan mulai November 2021 hingga Maret 2022.

“Diharapkan masyarakat lebih waspada. Kalau ada kejadian, segera menghubungi pemerintah desa atau Kecamatan supaya kita bisa cepat mengantisipasi. Masyarakat juga harus meningkatkan lagi budaya gotong royong apabila ada kali atau gorong-gorong tersumbat. Karena akibat gorong-gorong tersumbat akan banyak muncul permasalahan,” tutup Satriabudi.

Berita Terkait
Baca Juga