Selebriti China Ramai-ramai Boikot Merek Nike, H&M, hingga Calvin Klein

Selebriti China Ramai-ramai Boikot Merek Nike, H&M, hingga Calvin Klein

Pedoman Rakyat, China – Tercatat ada sekitar 30 selebriti China memutus kontrak kerjasama dengan sejumlah merek fashion barat seperti H&M, Nike, Adidas Puma, dan Calvin Klein.

Pemboikotan artis China tersebut terhadap merek fashion barat itu sejak Kamis (25/3/2021).

Asal diketahui, langkah ini dilakukan sebagai wujud protes selebriti China terhadap keputusan merek-merek tersebut untuk tidak lagi menggunakan kapas yang diproduksi di Xinjiang atau menyatakan sikap atas dugaan kerja paksa di sana.

Sebab, pada Desember lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan akan memblokir impor kapas yang diproduksi di Xianjiang atas kekhawatiran mendukung dugaan perbudakan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Mengutip dari CNNIndonesia, beberapa di antara selebriti tersebut adalah aktris Yang Mi, aktor dan musisi pop Wang Yibo, aktris asal Uyghur Dilraba Dilmurat penyanyi Cantopop Hong Kong Eason Chan dan pemain cello Taiwan Ouyang Nana.

Berkat masifnya jumlah selebriti yang melakukan aksi itu, warga internet di media sosial menjuluki tanggal 25 Maret sebagai ‘hari pemutusan kontrak’ di kalangan dunia hiburan.

Sementara selebriti lain menunjukkan dukungannya dengan menyerukan tagar (#) yang bertuliskan ‘saya mendukung kapas Xinjiang’di Weibo, jejaring sosial seperti Twitter di China.

Gerakan tersebut mulanya dipicu dari unggahan organisasi Partai Komunis, Liga Pemuda Komunis di Weibo sehari sebelumnya.

Organisasi itu mengunggah ulang pernyataan yang dirilis H&M pada September 2020 tentang keputusan mereka berhenti membeli kapas dari petani di Xinjiang setelah mendapati laporan adanya kerja paksa.

Tak lama kemudian, aktor Huang Xuan, yang sudah menjadi duta untuk H&M sejak April tahun lalu, mengumumkan dia tidak lagi bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Aksi serupa diikuti duta H&M lainnya, Song Qian.

Aksi kemudian melebar hingga ke brand-brand lain yang didapati juga pernah membuat pernyataan yang mengutarakan kerpihatinan akan kerja paksa di Xinjiang.

Baca Juga