Sistem Kesehatan Afghanistan di Ambang Kehancuran

Sistem Kesehatan Afghanistan di Ambang Kehancuran

Pedoman Rakyat, Afghanistan – Sistem kesehatan di Afghanistan berada di ambang kehancuran. Peringatan itu diungkapkan seorang pejabat tinggi palang merah pada Kamis (30/9/2021). Menurutnya, lebih dari 2.000 fasilitas kesehatan telah ditutup di seluruh negara yang dilanda konflik tersebut.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperingatkan, kurangnya dana telah mendorong sistem kesehatan Afghanistan ke ambang kehancuran.

“Orang mungkin masih setuju untuk bekerja tanpa gaji selama beberapa minggu lagi,” Alexander Matheou, direktur IFRC Asia Pasifik, mengatakan pada konferensi pers di Kabul.

“Tapi begitu obat-obatan benar-benar habis, jika Anda tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada seseorang yang datang ke klinik Anda, apa yang terjadi”.

Hancur oleh lebih dari empat dekade perang, ekonomi Afghanistan terhenti sejak pengambilalihan Taliban bulan lalu, di tengah sanksi dan penghentian bantuan asing.

Ini telah sangat merugikan sektor kesehatan, yang terutama dijalankan oleh LSM dengan dana internal sebelum Taliban berkuasa.

“Lebih dari 2.000 fasilitas kesehatan telah ditutup,” kata Matheou kepada AFP di akhir kunjungan empat hari ke Afghanistan.

Lebih dari 20.000 petugas kesehatan di negara itu tidak lagi bekerja, atau bekerja tanpa dibayar, katanya. Lebih dari 7.000 di antaranya adalah perempuan.

Sekjen PBB memohon bantuan untuk Afghanistan, keterlibatan dengan Taliban. Sedangkan IMF menyerukan tindakan untuk mencegah krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) pekan lalu memperingatkan, kurang dari seperlima fasilitas kesehatan negara itu tetap berfungsi penuh, dengan dua pertiga telah kehabisan obat-obatan esensial.

Hal ini bisa berdampak buruk, termasuk untuk respons terhadap pandemi Covid-19.

Di negara di mana hanya sekitar 1 persen orang yang telah menerima vaksin, lebih dari 1 juta dosis sedang menunggu untuk didistribusikan.

Vaksin-vaksin itu akan kedaluwarsa pada akhir tahun, kata Matheou.

Bulan Sabit Merah Afghanistan, yang telah bekerja di Afghanistan selama beberapa dekade termasuk di daerah-daerah yang dikuasai Taliban selama pemberontakan, adalah bagian dari jaringan IFRC dan menjalankan 140 klinik kesehatan primer di seluruh negeri.

Klinik-klinik tersebut, yang telah melayani sekitar 1 juta orang sejak awal tahun, semuanya tetap berfungsi penuh dan mengalami lonjakan aktivitas ketika fasilitas kesehatan lainnya mulai ditutup, kata Matheou.

Itu terjadi di atas berbagai krisis yang mengintai Afghanistan, mulai dari kekeringan yang menyebabkan kekurangan pangan yang parah hingga pemindahan massal.

PBB mengatakan, lebih dari 18 juta warga Afghanistan, setengah lebih dari populasi, sangat membutuhkan bantuan. Sementara sepertiganya berisiko kelaparan.

Komunitas internasional telah menjanjikan US$ 1,2 miliar dalam bentuk bantuan kemanusiaan, tetapi butuh waktu untuk mengalirkan dana tersebut.

IFRC yang berbasis di Jenewa pada Kamis meminta 36 juta franc Swiss (US$38,5 juta) untuk memberikan bantuan darurat dan bantuan pemulihan kepada lebih dari setengah juta orang di provinsi-provinsi yang paling parah terkena dampak kekeringan dan pengungsian.

Berita Terkait
Baca Juga