Pedomanrakyat.com, Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan akan menghentikan impor sampah plastik dan mengetatkan impor sampah kertas.
Dia menuturkan, Indonesia tidak akan lagi menjadi “tempat sampah” untuk negara-negara lain dengan praktik impor sampah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri.
Indonesia sendiri dinilai memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku sampah plastik, sehingga praktik impor sampah rencananya akan dihentikan pada 2025.
Baca Juga :
“Mereka membakar kan mahal. Lebih baik dibuang ke Indonesia, lebih murah bayar orang Indonesia yang mau impor, ditimbun di negara kita. Kita akhiri lah,” tutur Hanif di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024).
Berikut daftar negara pengirim sampah plastik terbesar ke Indonesia pada 2023:
1. Belanda: 119,56 ribu ton
2. Jerman: 38,8 ribu ton
3. Belgia: 23,92 ribu ton
4. Amerika Serikat: 19,83 ribu ton
5. Slovenia: 9,83 ribu ton
6. Australia: 8,43 ribu ton
7. Singapura: 6,36 ribu ton
8. Selandia Baru: 5,84 ribu ton
9. Inggris: 5,2 ribu ton
10. Jepang: 4,86 ribu ton
11. Polandia: 4,33 ribu ton
12. Spanyol: 1,88 ribu ton
13. China: 1,57 ribu ton
14. Yunani: 1,12 ribu ton
15. Malaysia: 0,5 ribu ton.
Berdasarkan artikel dalam jurnal Jatijajar Law Review (2024), negara-negara maju pengekspor sampah cenderung tidak mau mengelola sampah sendiri.
Sebab, pengelolaan sampah membutuhkan biaya cukup tinggi serta alat yang canggih untuk mengolah atau mendaur ulangnya.
Dengan cara mengekspornya ke negara-negara berkembang seperti Indonesia, negara-negara tersebut menjadi lebih bersih dan bebas dari ancaman kesehatan maupun lingkungan.
Sementara itu, alasan Indonesia mengimpor sampah adalah kebutuhan akan bahan baku industri, terutama industri plastik dan kertas.
Komentar