Pedoman Rakyat, Makassar – Kursi ketua DPD II Golkar Bone dan Soppeng yang dijabat oleh Bupati Andi Fahsar Padjalangi serta Andi Kaswadi Razak sudah berakhir. Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe segera menyiapkan Pelaksana Tugas (Plt) mengisi kursi kedua kepala daerah tersebut.
Hal itu dikemukakan Wakil Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Zulham Arief. Kepastian menyiapkan Plt untuk kursi ketua Golkar Bone dan Soppeng itu usai Taufan Pawe melakukan pertemuan dengan Andi Fahsar Padjalangi dan Andi Kaswadi Razak di Kota Makassar, malam tadi.
Menurut Zulham, pertemuan Tufan Pawe dengan Bupati Bone dan Bupati Soppeng itu berlangsung hangat dan penuh keakraban. Mereka membicarakan bagaimana membesarkan Golkar di Sulsel lewat visi misi Taufan Pawe.
Baca Juga :
“Tadi Pak Ketua (Taufan Pawe) bertemu dengan Pak Fashar. Sehari sebelumnya bertemu dengan Pak Kaswadi. Mereka juga membicara persiapan Musda masing-masing daerah. Untuk itu, Pak ketua segera menunjuk Plt Ketua untuk melaksanakan musda, dikarenakan masa jabatan Ketua saat ini telah berakhir,” kata Zulham Arief.
Sekretaris AMPG Sulsel ini menjelaskan, dalam pertemuan Taufan Pawe mengapresiasi kedua kader andalan Golkar Sulsel tersebut. Bagiamana tidak, keduanya mampu menaikkan elektoral partai berlambang pohon beringin ini di di daerah mereka masing-masing.
Andi Fahsar Padjalangi, Ketua Golkar Bone ini berhasil menjadi Bupati Bone dua periode. Begitupun kursi di legislatif. Partai Golkar kembali mempertahan kursi ketua DPRD Bone dengan sembilan kursi pada Pileg 2019 lalu.
Begitupun Kaswadi Razak. Pada Pileg 2019 lalu, Bupati Soppeng dua periode itu membuat Golkar sukses meraih suara signifikan sebanyak 12 kursi, dari 30 kursi di DPRD Soppeng. Dibanding pada 2014, Golkar Soppeng hanya meloloskan 7 kadernya menjadi anggota DPRD Soppeng.
“Dimata pak ketua (Taufan Pawe), Pak Fashar dan Pak Kaswadi merupakan kader berprestasi yang layak jadi panutan,” jelas pria kelahiran Takalar ini.
Beri Ruang Kembali
Alumni Fakultas Hukum Unhas ini menambahkan, Taufan Pawe membuka ruang jika keduanya masih ingin memimpin DPD II Partai Golkar. Menurutnya, selama kader itu berprestasi, Partai Golkar memberikan kesempatan kepada kader untuk kembali membuktikan diri. Keputusan diskresi Ketua Umum Airlangga Hartarto terbuka untuk kader-kader seperti itu.
“Pertemuan ini sekaligus membuktikan Pak Ketua ini sangat membuka ruang kompromi terhadap keputusan-keputusan yang beliau ambil. Jadi tidak benar itu kalau ada yang mengatakan pergantian plt ketua itu tindakan semena-mena tanpa memikirkan aturan dan etika. Itu tidak tepat,” pungkasnya.
Komentar