Pedoman Rakyat, Lampung – Pria berinisial MS alias Merhan (28) cukup berhasil menjadi penipu. MS mengaku sebagai tentara.
Alhasil, ia mampu menyekap dan bahkan memperkosa seorang wanita paruh baya.
Kejadian ini terjadi di salah satu desa di Kabupaten Lampung Tengah. MS diketahui merupakan warga Kampung Gedung Sari, Kecamatan Anak Ratu Aji.
Baca Juga :
Sementara wanita itu berinisial MGW (51 tahun) warga Kelurahan Kebun Bawang, Jakarta Utara.
Kini TNI gadungan itu telah berhasil diamankan oleh Polsek Padang Ratu dengan menembak kaki Merhan, karena melawan saat diamankan.
Adapun awal terungkapnya kasus itu, yaitu saat seorang warga yang melapor melihat MGW ketakutan saat memperbaiki mobil di Kampung Gedung Sari, pada Rabu agi (21/4/2021).
Polisi pun lalu mendatangi lokasi tersebut, dan melihat Merhan yang pada saat itu sedang mengancam MGW tersebut di dalam mobil, dengan plat B 2043 UBC.
Polisi pun langsung mengejar mobil tersebut dan mencegatnya di Dusun Tretek, Kampung Gedung Ratu. Polisi pun lalu mengamankan pelaku dan korban.
Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan, ternyata keduanya berkenalan melalui media sosial sejak Januari 2021, di mana Merhan mengaku sebagai anggota TNI yang bertugas di Lampung dengan menggunakan foto orang lain.
Mereka pun intens berkomunikasi, dan MGW mengaku telah mengirimkan uang sejumlah Rp17 juta ke TNI gadungan tersebut.
Hingga suatu hari, TNI gadungan itu pun meminta MGW untuk datang ke Lampung dengan alasan membantu membawa ibunya berobat ke rumah sakit.
Sesampainya di Lampung, MGW dijemput TNI gadungan itu yang mengaku sebagai keponakan Duha, Selasa (20/4/2021) sekitar pukul 22.00 WIB.
MGW yang tak sadar telah ditipu lantas menuruti ajakan TNI gadungan itu ke rumah Duha. Namun dalam perjalanan, MGW justru dibawa ke kebun jagung yang ada di Kampung Srimulyo.
Di kebun itu MGW disekap dan diperkosa oleh TNI gadungan, bahkan wanita paruh baya itu juga diancam akan dibunuh jika tidak memberikan uang sebanyak Rp50 juta.
Sampai Rabu pagi, MGW lalu dibawa keluar dari kebun dan diajak berputar-putar daerah sekitar, sambil terus diancam akan dibunuh jika tak memberikan uang Rp50 juta.
Hingga, aksinya itu dipergoki warga yang kemudian melapor ke kepolisian.
Komentar