Pedoman Rakyat, Jakarta – Seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif dan Unionis membuat heboh. Ia bernama Nusrat Ghani.
Dirinya pernah menjabat sebagai menteri di kabinet Perdana Menteri Boris Johnson di 2018 namun dipecat di 2020. Ia menyebut alasannya karena dirinya muslim.
Nusrat Ghani mengaku, karena keyakinannya adalah seorang muslim membuat rekan kerjanya merasa tidak nyaman.
Baca Juga :
“Keyakinan muslim membuat rekan kerja merasa tidak nyaman,” katanya dalam wawancara The Sunday Timesseperti yang dikutip CNBC, pada Senin (24/1/2022).
Perempuan 49 tahun itu kehilangan pekerjaan sebagai menteri muda transporatsi pada 2020.
Saat itu, komisi penegak disiplin parlemen mengatakan kepada Ghani bahwa keyakinannya sebagai seorang beragama Islam menjadi masalah pemecatannya.
“Saya diberitahu bahwa pada pertemuan perombakan kabinet di Downing Street bahwa isu Muslim telah diangkat menjadi sebuah masalah,” sambungnya lagi.
Ia mengakui,apa yang dialaminya telah menggoyahkan kepercayaannya, terutama terhadap partai Konservatif yang berkuasa.
Bahkan Ghani kerap berpikir apakah akan melanjutkan statusnya sebagai anggota parlemen setelah apa yang dialaminya selama ini.
“Saya tidak bisa berpura-pura bahwa ini tidak menggoyahkan kepercayaan saya pada partai dan saya kadang-kadang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan sebagai anggota parlemen,” tambahnya lagi.
Di tempat lain, Kantor Perdana Menteri Inggris belum memberi tanggapan terkait pernyataan Ghani tersebut.
Namun kepala penegak disiplin pemerintah Inggris, Mark Spencer, membantah tudingan ini.
Komentar