Pedomanrakyat.com, Makassar – Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Selatan, angkat bicara soal pemindahan lokasi Musyawarah Daerah (Musda) ke XVI dari Hotel FourPoints by Sheraton, ke Gedung Manunggal Mini, Kodam Hasanuddin.
Ketua Steering Committee (SC) Musda Hipmi Sulsel, Amirul Yamin Ramadhansyah mengatakan bahwa, pihak panitia sudah berkoordinasi dengan Pangdan XlV Hasanunddin sebelum acara berlangsung.
“Kami disarankan untuk mengirimkan surat kepada Panglima, dan hasilnya ditunjukkan di Manunggal Mini. Ini dilakukan untuk mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan,” kata Amirul, kepada awak media, Selasa (10/9/2024).
Baca Juga :
Bahkan kata Amirul, pemindahan lokasi Musda XVI Hipmi Sulsel ke Gedung Manunggal Mini, telah dikonsultasikan dengan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI.
“(Kami konsultasikan) semua pihak, termasuk BPP menyetujui keputusan ini karena mereka paham betapa tingginya dinamika yang terjadi di Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Amirul juga merespon soal salah satu pihak yang merasa tidak diberitahu terkait pindahnya lokasi rapat pleno. Menurutnya, setelah pembukaan Musda di Hotel Four Points, peserta diundang ke Kodam untuk melanjutkan rapat pleno.
Namun kata dia, hingga pada pukul 15.00 WITA, salah satu calon ketua tak hadir dalam rapat pleno tersebut. “Jadi rapat pleno yang dimulai pada pukul 14.00 wita, diundur hingga pukul 16.00 wita. Kita sambil menunggu namun mereka tidak hadir,” jelas Amirul.
Ditempat yang sama, Ketua Umum HIPMI Sulsel, Andi Rahmat Manggabarani menuturkan bahwa, mulanya rapat pleno dijadwalkan akan dilaksanakan dk Fourpoints by Sheraton.
Namun kata Rahmat, karena pertimbangan keamanan, rapat pleno kemudian dipindahkan ke gedung Manunggal Mini Kodam Hasanuddin Makassar.
“Kita memahami bahwa ada namanya divisi intelijen yang bertugas mencegah terjadinya kerusuhan. Berdasarkan data intelijen itulah mengatakan bahwa ada potensi kerusuhan atau konflik yang dikhawatirkan akan mengganggu Musda dan mengarah ke Pilkada serentak,” terang Rahmat.
Rahmat menuturkan bahwa, pihak Kodam kemudian menyarankan agar rapat pleno dilakukan di gedung Manunggal Mini, demi untuk menjaga kondusivitas acara.
“Itulah yang menjadi alasan kuat kami untuk mengikuti saran dari Kodam. Kami hanya ingin mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Rahmat juga menyebutkan bahwa, pada pelaksanaan musda itu, dari 22 Badan Pengurus Cabang (BPC) di Sulsel, hadir dalam rapat pleno sebanyak19 BPC.
“Kalau pun ada yang tidak hadir, itu keputusan mereka. Tidak tahu dan tidak mau hadir itu dua hal yang berbeda. Setelah tahu pleno diadakan di Kodam, seharusnya mereka tetap hadir,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rahmat menegaskan bahwa, tidak ada instruksi dari BPD yang mewajibkan peserta memesan kamar hotel selama proses Musda.
“Tidak ada yang menyuruh booking kamar. Pembukaan Musda diadakan di satu tempat, dan sidang pleno dilanjutkan di Manunggal Mini Kodam. Ini sudah dijelaskan oleh MC sejak awal,” pungkasnya.
Komentar