Pedomanrakyat.com, Sidrap – Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, mendampingi Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI, Andi Nur Alam Syah, dalam panen bersama petani di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae, Selasa (4/3/2025).
Panen dilakukan di lahan milik Andi Faisal. Dihadiri Wakil Bupati Sidrap Nurkanaah, Dandim 1420 Letkol Inf. Awaloeddin, Kapolres Sidrap Dr. Fantry Taherong, Ketua Pengadilan Negeri Fitri Ade Maya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Siara Barang, para kepala OPD, Camat Maritengngae Andi Surya Praja Hadiningrat, serta undangan lainnya.
Usai panen, Dirjen PSP meninjau penggilingan di PT. Padaidi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kerja nyata untuk masyarakat. Ia juga mengapresiasi pelaksanaan acara yang tidak berlebihan dan lebih berorientasi pada manfaat bagi petani.
Baca Juga :
“Masyarakat masih kekurangan pupuk. Kita harus bekerja untuk memastikan distribusinya lancar. Pemerintah telah merombak banyak regulasi agar pupuk dapat langsung disalurkan dari produsen ke distributor,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian sedang mencetak 75 ribu hektare sawah di Palangkaraya dan mengoptimalkan 500 ribu hektare lahan rawa di seluruh Indonesia.
Ditambahkannya, pemerintah juga menyiapkan bantuan bagi petani, termasuk dana Rp4,8 juta per hektare untuk konstruksi optimalisasi lahan, bantuan olah lahan Rp900 ribu per hektare, serta pupuk, pestisida, dan benih 50 kg per hektare.
Selain itu, ia menyoroti harga pembelian gabah oleh Bulog di atas ketentuan pemerintah, yakni Rp6.700 per kilogram dari standar Rp6.500 per kilogram. Menurutnya, ini menunjukkan stabilitas harga bahan pokok di Sidrap.
Sementara Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, mengapresiasi kunjungan Dirjen PSP yang memberikan motivasi bagi petani. Ia berharap kehadiran Dirjen dapat meningkatkan semangat petani dalam meningkatkan produksi pangan.
“Terima kasih atas kunjungan Pak Dirjen ke Sidrap. Semoga ini menjadi inspirasi dan spirit bagi petani di Kabupaten Sidrap,” ujarnya.
Syaharuddin memaparkan, luas sawah di Sidrap menurut BPS mencapai 50.277 hektar, terdiri dari 31 ribu hektar sawah irigasi dan sisanya sawah tadah hujan. Adapun hasil panen mencapai 480 ribu ton gabah, yang jika dikonversi ke nilai ekonomi sekitar Rp2,7 triliun per tahun.
“Kalau kali ini panen Sidrap naik 6,5 ton, dikali 50 ribu hektar berarti mudah-mudahan musim tanam April-September nanti, data kita bisa bertambah menjadi 600-700 ribu ton per tahun. Kalau itu bisa sampai 700 ribu ton kita bisa menghasilkan uang di sini, di Sidrap dua kali llipat,” ulasnya.
Syaharuddin berharap pupuk yang dialokasikan untuk Sidrap terpenuhi 100 persen, serta menekankan pentingnya benih yang tertib, metode tanam yang seragam, dan gotong royong dalam memberantas hama.
Sementara itu, Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Sidrap Ibrahim melaporkan, lahan yang dipanen merupakan sawah tadah hujan yang tetap mampu memberikan kontribusi lebih dari 6 ton padi untuk Kabupaten Sidrap.
Ibrahim melanjutkan, tikus masih menjadi ancaman utama bagi pertanian di Sidrap. Benih juga menjadi tantangan, terutama karena ada benih dengan sifat galur (keturunan tertentu) yang bisa berdampak lebih besar pada hasil panen.
Ia pun berharap bantuan dari pemerintah pusat, terutama untuk mendukung musim tanam Oktober-Maret, guna mendukung program swasembada pangan nasional yang merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden.
Komentar