Pedoman Rakyat, Makassar – Beragam cara diakui kerap diupayakan para pengedar Narkotika agar bisa menyelundupkan barang haram ke Sulawesi Selatan.
Hal itu diungkapkan Kepala BNNP Sulsel, Brigjen Pol Giri Wijaya dalam Press Release Catatan Kinerja Akhir Tahun BNNP Sulsel, Jumat pagi tadi di kantornya.
Teranyar, berdasarkan tangkapan Desember, Ghiri mengatakan pihaknya menemukan modus penyelundupan dengan menggunakan sepatu bermerek.
Baca Juga :
“Mereka menggunakan sepatu bermerek untuk mengelabui petugas. Kurang lebih 204 gram sabu disembunyikan didalam sepatu itu dan dikemas seolah-olah merupakan barang jualan online,” ujarnya.
Cara-cara semacam itu lebih jauh kerap dilakukan untuk mengelabui petugas, bahkan untuk perkara tembakau sintetis awal Desember lalu. Petugas juga mengungkap modus lainnya. Dengan memanfaatkan perdagangan online.
“Jadi semacam beli putus. Bandarnya menggunakan akun medsos anonim. Kemudian setelah di transferkan uangnya. Dikirim melalui sarana ekspedisi,” bebernya.
Namun meski beragam modus dilakukan para pelaku, pihak BNNP kata Ghiri juga terus mengupgrade kemampuan.
Upaya deteksi dini serta melakukan koordinasi intensif dengan sejumlah stakeholder menjadi kuncinya.
“Alhamdulillah, Petugas BNNP tentu tidak akan tinggal diam, mereka akan siap siaga dan tentu saja yang jadi kuncinya adalah selalu koordinasi dengan stakeholder,” pungkasnya.
Kendati BNNP Sulsel kerap melakukan penangkapan, namun menurutnya hal itu bukanlah sebuah prestasi. Karenanya mengapa tahun ini pihaknya juga gencar melakukan upaya-upaya preventif. Salah satunya dengan melakukan Sosialisasi serta tes urine di banyak instansi pemerintah, termasuk di sekolah dan kampus-kampus.
“Jadi biarpun misalnya market dipenuhi narkotika, tapi kalau Masyarakat kita sendiri sudah sadar bahaya Narkoba, tentu narkobanya percuma, Masyarakat tidak akan membeli bahkan mengkonsumsinya,” pungkasnya.
Lebih lanjut setelah persoalan kesadaran masyarakat dievaluasi. Hal selanjutnya adalah masalah assesment rehabilitasi bagi pengguna.
Kedepan kata Dia, tim assesment sudah terbentuk dan diisi oleh para penegak hukum, termasuk kepolisian dan Kejaksaan.
“Komitmennya, kalau memang benar-benar pengguna tim Assesment nanti kita minta tidak perlu mengirim mereka ke Rutan atau Lapas. Mereka akan direhabilitasi, dengan tujuan agar memutus ketergantungan mereka terhadap narkotika. Kita harap ini efektif dan bisa memberantas narkotika sesuai tujuan BNN dibentuk,”pungkasnya. (dir)
Komentar