Catatkan Sejarah, Rupiah Melemah ke Rekor Terburuk Sepanjang Masa-Melebihi Krisis 1998

Nhico
Nhico

Selasa, 08 April 2025 07:00

Ilustrasi Uang Rupiah.(F-IST)
Ilustrasi Uang Rupiah.(F-IST)

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Rupiah kembali ke pasar spot setelah libur panjang Lebaran. Di hari pertamanya, kurs rupiah merosot jauh mendekati Rp 17.000.

Tekanan terhadap rupiah dan pasar mata uang diproyeksi masih akan berlanjut.

Pada Senin (7/4/2025), rupiah di pasar spot dibuka di titik rendah Rp 16.898 per dollar as. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah semakin terperosok hingga menyentuh Rp 16.941 pada pukul 9.52 WIB.

Angka ini membawa nilai tukar rupiah ke titik terendah sepanjang masa, bahkan menandingi rekor terendah di Rp 16.650 pada masa krisis moneter 1998.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah masih akan tertekan hari ini. Namun, rupiah melemah tak sendiri.

“Sentimen risk-off masih sangat kuat dan berlanjut di pasar ekuitas. Mata uang-mata uang emerging yang masih melemah cukup besar pagi ini,” paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/4/2025).

Sentimen risk-off ini, lanjut Lukman, dipicu oleh pernyataan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick terkait kebijakan tarif AS terbaru.

“Tidak ada penundaan. Ini akan tetap berlaku untuk hari-hari dan minggu-minggu ke depan,” sebut Howard pada Minggu (6/4/2025), dilansir dari The Wall Street Journal.

Perang dagang masih membayangi pasar mata uang saat ini, dengan kebijakan tarif dari Presiden as Donald Trump sebagai api sumbunya.

Terbaru, China sebagai salah satu negara yang dikenai tarif tinggi berdasarkan kebijakan ini sudah melakukan perlawanan. Negeri tirai bambu ini mematok tarif dengan besaran sama, yakni 34 persen, untuk seluruh barang impor as.

Di tengah ancaman perang dagang yang tak kunjung mereda, Lukman menyebut intervensi Bank Indonesia (BI) masih menjadi penopang utama rupiah.

“BI diperkirakan akan terus mengintervensi, menjaga rupiah di bawah atau tidak jauh dari Rp 17.000,” katanya.

Dus, pasar mata uang juga masih tak pasti. Menurut Lukman, saat ini valuta yang mungkin lebih aman adalah Franc Swiss (CHF) dan Yen Jepang (JPY).

Menurut Trading Economics, pairing USD/CHF per Senin (7/4/2025) pukul 12.03 WIB melemah 0,87 persen secara harian di level 0,853 dollar AS per Franc. Sementara itu, USD/JPY juga melemah 0,78 persen secara harian di level 145,819 dollar AS per Yen.

Rupiah kembali ke pasar spot setelah libur panjang Lebaran. Di hari pertamanya, kurs rupiah merosot jauh mendekati Rp 17.000.

Tekanan terhadap rupiah dan pasar mata uang diproyeksi masih akan berlanjut.

Pada Senin (7/4/2025), rupiah di pasar spot dibuka di titik rendah Rp 16.898 per dollar as. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah semakin terperosok hingga menyentuh Rp 16.941 pada pukul 9.52 WIB.

Angka ini membawa nilai tukar rupiah ke titik terendah sepanjang masa, bahkan menandingi rekor terendah di Rp 16.650 pada masa krisis moneter 1998.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah masih akan tertekan hari ini. Namun, rupiah melemah tak sendiri.

“Sentimen risk-off masih sangat kuat dan berlanjut di pasar ekuitas. Mata uang-mata uang emerging yang masih melemah cukup besar pagi ini,” paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/4/2025).

Sentimen risk-off ini, lanjut Lukman, dipicu oleh pernyataan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick terkait kebijakan tarif AS terbaru.

“Tidak ada penundaan. Ini akan tetap berlaku untuk hari-hari dan minggu-minggu ke depan,” sebut Howard pada Minggu (6/4/2025), dilansir dari The Wall Street Journal.

Perang dagang masih membayangi pasar mata uang saat ini, dengan kebijakan tarif dari Presiden as Donald Trump sebagai api sumbunya.

Terbaru, China sebagai salah satu negara yang dikenai tarif tinggi berdasarkan kebijakan ini sudah melakukan perlawanan. Negeri tirai bambu ini mematok tarif dengan besaran sama, yakni 34 persen, untuk seluruh barang impor as.

Di tengah ancaman perang dagang yang tak kunjung mereda, Lukman menyebut intervensi Bank Indonesia (BI) masih menjadi penopang utama rupiah.

“BI diperkirakan akan terus mengintervensi, menjaga rupiah di bawah atau tidak jauh dari Rp 17.000,” katanya.

Dus, pasar mata uang juga masih tak pasti. Menurut Lukman, saat ini valuta yang mungkin lebih aman adalah Franc Swiss (CHF) dan Yen Jepang (JPY).

Menurut Trading Economics, pairing USD/CHF per Senin (7/4/2025) pukul 12.03 WIB melemah 0,87 persen secara harian di level 0,853 dollar AS per Franc. Sementara itu, USD/JPY juga melemah 0,78 persen secara harian di level 145,819 dollar AS per Yen.

 Komentar

Berita Terbaru
Metro09 April 2025 17:03
Syukur Soroti Saluran Air Tambak Tertutup Bertahun-Tahun di Pinrang, Minta DKP Sulsel Carikan Solusi
Pedomanrakyat.com, Makassar – Anggota Komisi B DPRD Sulawesi Selatan, Syukur, meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, memberi perhati...
Daerah09 April 2025 16:36
Jelang Panen Raya, Sudirman Bungi Minta Petani Pinrang Tak Jual Hasil Panen ke Luar Daerah
Pedomanrakyat.com, Pinrang – Dalam rangka persiapan pelaksanaan panen raya di Kabupaten Pinrang yang dijadwalkan akan berlangsung dalam waktu de...
Metro09 April 2025 16:08
Banyak Dikeluhkan, Ketua Komisi B Azizah Irma Tanyakan Soal Pembatasan Ternak Masuk Sulsel
Pedomanrakyat.com, Makassar – Komisi B DPRD Sulawesi Selatan, kembali melaksanakan rapat evaluasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) G...
Daerah09 April 2025 14:44
Pimpin Apel Perdana Pasca Lebaran, Bupati Ibas Ajak ASN Pemkab Lutim Junjung Tinggi Disiplin
Pedomanrakyat.com, Lutim – Mengawali hari kedua aktivitas pemerintahan usai libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Bupati Luwu Timur, ...