Pedoman Rakyat, Jakarta – Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah kembali melontarkan kritiknya terhadap Menteri Pendidikam dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
Kritik tersebut disampaikan Fahri karena Nadiem membuat kebijakan membagi-bagikan pulsa gratis untuk siswa agar bisa belajar dari rumah.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu tal sepakat dengan kebijakan tersebut. Menurut dia, dibanding membagikan pulsa untuk siswa belajar di rumah, sebaiknya Nadiem Makarim memanfaatkan siaran televisi.
Baca Juga :
Pasalnya, menurut Fahri Hamzah, kualitas siaran televisi saat ini terbilang buruk Karena itu, daripada menyiarkan program saat ini di TV, Fahri Hamzah menilai lebih baik menayangkan program pendidikan untuk siswa belajar di rumah.
“Pak @nadiemmakarim yang terhormat
Daripada sampeyan sibuk beli gadget dan pulsa mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50%. Layar TV sudah ada di rumah penduduk tapi siarannya alamakkkk! Ayolah cerdas dikit napa bikin kebijakan,” tulis Fahri di akun instagram miliknya, Kamis (10/9/2020).
“Kan TV lokal juga banyak. Konten ada di Youtube dan Google. Daring kan juga bisa pakai studio tv lokal. Ada lah caranya. Masak sih kita kehabisan akal. Maksud saya, ini krisis sih krisis tapi TV-TV gak kelihatan ada krisis kok. Ajarin rakyat dong ini revolusi mental kan,” Fahri menambahkan.
Sementara, lanjut Fahri, dalam krisis ini banyak hal baru yang harus dipelajari, yang lama saja masih banyak yg ketinggalan. “Ini TV menyiarkan omong kosong, orang-orang ketawa gak jelas dan orang-orang konyol akting gak kelas. Padahal lagi rugi TV-nya. mendingan bantu rakyat memulai revolusi pendidikan,” tambahnya.
Siaran televisi di negara-negara maju, kata Fahri Hamzah, memang isinya pendidikan semua. Namun di Indonesia, siaran TV cukup beragam. Ada yang membuat suasana sadis, joget, atau sedih. Saat pagi hari diajak nangis malam diajak ketawa. “Ampun deh pendidikan bangsa ku! Ini kan ada corona!,” lanjut Fahri.
“Masalahnya adalah pikiran dan ide. Kekuasaan dan uang yang besar di kementrian pendidikan, kominfo, dll tak akan ada gunanya jika kita tak memahami abjad pemanfaatan fasilitas tersebut untuk membangun kesadaran yang revolusioner. Untuk melawan covid dan masa depannya,”
“Pastikan idenya dimengerti ya…mas menteri …jangan sibuk mikirin pulsa,” tutup Fahri Hamzah.
Sebagaimana diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan sudah ada anggaran Rp 9 triliun untuk membantu kegiatan pembelajaran selama 3-4 bulan ke depan berupa tunjangan pulsa.
“Kami sudah mendapat persetujuan untuk anggaran sebesar Rp 9 triliun untuk tahun ini yang akan kami kerahkan untuk pulsa atau kuota data bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen selama 3 sampai 4 bulan ke depan,” kata Nadiem dalam raker bersama Komisi X DPR RI di MPR/DPR RI, Senayan, Kamis (27/8/2020).(zul)
Komentar