Hari Asma Sedunia 7 Mei 2024, Simak Tema Tahun ini

Nhico
Nhico

Selasa, 07 Mei 2024 15:48

Ilustrasi Penyakit Asma.(F-INT
Ilustrasi Penyakit Asma.(F-INT

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Hari Asma Sedunia diperingati setiap hari Selasa pertama di bulan Mei.

Pada tahun ini bertepatan pada tanggal 7 Mei 2024, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang asma di kalangan masyarakat.

Hari Asma Sedunia diselenggarakan sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1993, yaitu Global Initiative for Asthma (GINA), yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran penyakit asma di seluruh dunia.

Tema Hari Asma Sedunia tahun 2024 adalah “Asthma Education Empowered, Information Is Key” atau dimaknai “ Penguatan Informasi dan Edukasi sebagai Kunci Penanganan Asma”.

 

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR mengatakan bahwa asma merupakan 1 dari 5 penyakit respirasi yang terbanyak di seluruh dunia, begitu pula di Indonesia.

“Dalam upaya mengendalikan penyakit Asma supaya terkontrol dengan baik, tentu masyarakat harus tahu apa saja yang harus dilakukan, seperti bagaimana pengobatan yang baiknya,” kata Agus dalam konferensi pers secara virtual (daring) pada Selasa, 7 Mei 2024.

Asma adalah penyakit kronis pada saluran napas yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran napas.

“Biasanya gejala asma bersifat reversibel, sehingga banyak pasien asma yang apabila gejalanya tidak muncul, mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki atau potensial terhadap serangan asma,” kata dokter spesialis paru konsultan, Putu Ayu Diah.

Pada penderita Asma, saluran napas menjadi sensitif terhadap berbagai rangsangan seperti alergen, udara dingin, polusi udara, atau aktivitas fisik.

Isu universal utama yang memerlukan edukasi terkat penyakit asma meliputi:

  • Diagnosis yang kurang akurat atau tidak tepat
  • Penggunaan inhaler kortikosteroid antiinflamasi yang rendah
  • Penggunaan berlebihan obat pelega, serta ketergantungan berlebihan beta2-agonis pendek-kerja (SABA) baik oral maupun inhaler
  • Kurangnya pengenalan terhadap pasien yang memerlukan penilaian dan pengelolaan lebih lanjut oleh spesialis di negara-negara berpendapatan rendah-menengah

Ketersediaan obat-obatan inhalasi dan terutama inhaler yang mengandung kortikosteroid inhalasi merupakan faktor utama penyebab lebih dari 90% pasien tidak mendapatkan pengobatan yang memadai.

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah25 Maret 2025 23:30
Bupati Soppeng Tunjukkan Komitmen Kepedulian, Bantu Biaya Pemulangan Jenazah Seorang Warga Palu
Pedomanrakyat.com, Soppeng – Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, SE, menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat, termasuk warga luar daerah yang ...
Daerah25 Maret 2025 22:38
Pemkab Sidrap dan Bank Sulselbar Kolaborasi Tingkatkan Layanan Pajak Daerah
Pedomanrakyat.com, Sidrap – Pemerintah Kabupaten Sidrap bersama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Barat menandatangani nota kesepa...
Metro25 Maret 2025 22:07
Tegush Iswara Perjuangkan Program Bedah Rumah untuk Korban Kebakaran di Barru
Pedomanrakyat.com, Barru – Anggota Komisi V DPR DI dari Fraksi Partai NasDem, Teguh Iswara Suardi, memastikan akan memperjuangkan program bedah ...
Daerah25 Maret 2025 21:45
Bupati Irwan Hamid Terima Kunjungan Andi Amar Ma’ruf, Bahas Peran HIPMI di Pinrang
Pedomanrakyat.com, Pinrang – Bupati Pinrang, H. A. Irwan Hamid, S.Sos., menerima kunjungan Anggota DPR RI, A. Amar Ma’ruf Sulaiman, di ked...