Pedoman Rakyat, Parepare – Puluhan warga Kota Parepare, Sulsel, kehilangan uang hingga ratusan juta rupiah setelah menginvestasikan uangnya kepada seseorang berinisial HA, yang mengaku sebagai pimpinan perusahaan PT Golden Jaya, yang berlokasi di Berau, Kalimantan Timur.
H Bahar, salah satu korban mengaku awalnya dia tergiur oleh tawaran investasi pelaku dengan modus ekspedisi barang tambang batu bara dari Kalimantan ke Surabaya.
“Untuk satu kontainer, kita dibebankan uang sebesar Rp 9 juta dengan keuntungan Rp 800 ribu. Awalnya lancar devidennya masuk ke rekening, sehingga saya setor uang terus ke HA hingga mencapai Rp 605 juta,” kata Bahar dilansir Detik.com, Rabu (19/2/2020).
Baca Juga :
Bahar mengaku percaya pada tawaran investasi tersebut lantaran mencatut nama perusahaan minyak goreng yang sudah terkenal sebagai vendor dengan perusahaan milik pelaku.
“Namun, pas Agustus 2019 kemarin sudah mulai ngadat, awalnya dijanji hingga Desember 2019 lalu, pelaku menghilang dan sudah tidak bisa dihubungi,”terangnya.
Saefuddin, korban lainnya, mengaku juga mempercayai tawaran investasi tersebut karena menawarkan keuntungan yang masuk akal. Selain itu, penampilan pelaku yang selalu datang di warkop miliknya dengan penampilan parlente dan memakai mobil mewah.
“Dia mengajak kita berkontribusi dalam bisnis batu bara yang dikemas dalam bentuk kontainer, masuk akal karena rasionya tidak sampai 9 persen keuntungan, apalagi ini orang lama bergaul di sini. Terhitung Desember 2018 sampai sekarang sudah setahun lebih tapi sebelum di sini dia mondok di hotel setahun lebih, ada juga teman yang jadikan referensi, kemudian kita kenal ibu kandungnya, dia juga bikin rumah di sini,” sebutnya.
Saufuddin menambahkan, hingga saat ini sudah ada kurang-lebih 30 orang yang mengaku menjadi korban dengan kerugian bervariasi. “Ada yang bahkan sampai ratusan juta, namun beberapa korban malu melapor,” tandasnya.
Kasat Reskrim Polres Parepare Iptu Asian Sihombing mengaku sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan investasi bodong tersebut.
“Di sini kita sudah menerima laporan 3 orang masyarakat yang merasa dirugikan,” ungkap Iptu Asian. (*)
Komentar