Pedoman Rakyat, Jakarta – Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju terus menguat di penghujung tahun 2020. Presiden Joko Widodo disarankan melakukan reshuffle sebelum terlambat.
Hal itu dikemukakan, Pengamat politik dari Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, pada Jumat (11/12/2020).
“Tanggalnya terserah. karena itu kebutuhan. Lebih baik dilaksanakan segera daripada nanti terlambat dan legasi yang diharapkan Pak Jokowi tidak terjadi,” ujarnya.
Baca Juga :
Pelaksanaan reshuffle kabinet tidak akan membuat gaduh. Sebab, sambung Hendri , semua pihak sudah paham bahwa reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
“Jadi sesuai dengan kebutuhan dia saja. Nggak perlu ada menteri ditangkap KPK pun, kalau dia (presiden) mau reshuffle, ya reshuffle saja,” Hendri menambahkan.
Hendri berpandangan, sekalipun timbul kegaduhan akibat reshuffle kabinet kegaduhan hanya akan terjadi di lingkup elite politik saja. Menurutnya, kegaduhan hanya akan berlangsung dalam skala kecil.
“Itu hanya sebatas elite politik saja. Tapi rakyat pasti akan menerima dan banyak, politik sudah paham kok bahwa reshuffle itu kebutuhan. Jadi, kalau memang presiden butuh, laksanakan saja,” ucapnya.
Lebih lanjut Hendri menganalogikan Kabinet Indonesia Maju dengan tim sepakbola. Menurutnya, jika ada pemain yang bertanding dengan tidak baik, perlu dilakukan pergantian pemain.
“Kan dibandingkan dengan sepakbola. Kalau penyerangan gagal, pertahanan gagal, kan mesti ada pergantian pemain. Kan itu hal yang sederhana,” jelasnya.
Isu reshuffle memang kembali mengemuka setelah kejadian dua menteri Kabinet Indonesia Maju terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Presiden Jokowi juga sudah berulang kali marah kepada para pembantunya pada tahun pertama periode kedua masa jabatannya yang menghadapi tantangan berat pandemi Corona.
Sinyal reshuffel kabinet juga terdengar santer di lingkup internal parpol koalisi pemerintahan, salah satunya dari PDIP. (adi)
Komentar