Pedoman Rakyat, Maluku – Sebanyak lima orang Anak Buah Kapal (ABK) terombang-ambing di tengah perairan Maluku Tenggara.
Mereka terpaksa bertahan di atas kapal sambil berharap kebakaran segera padam di KM Hentri GT 195.
Baca Juga :
“Namun api terus membesar. Bahkan sebagian badan kapal sudah tenggelam karena dilalap si jago merah. Sementara situasi di perairan gelombang tinggi terus menghantam kapal,” kata kata Ardian Rahman, salah seorang korban selamat dari tragedi KM Hentri GT 195 dilansir dari laman detikcom, Minggu (26/9/2021).
Ardian mengatakan, tidak ada pilihan bagi mereka saat itu.
“Akhirnya kami memilih untuk melompat ke dalam laut dengan peralatan seadanya. Ada 31 orang di atas kapal, beberapa kali kami meloncat ke laut dan kembali naik ke atas kapal hanya untuk menghindari api,” kata dia.
Dia juga mengatakan, melompat ke laut hanya pakai busa.
“Busa sama saya dilempar-lemparin ada balok ada apa, semua masih pada bertahan. Hanya ada dari cuacanya dari kapalnya 22 knot itu, yang bikin kami terbawa hanyut,” ucap dia.
Ardian juga menceritakan saat api membesar sekitar pukul 05.00 WIB, Jumat (3/9/2021).
Dari 31 orang, hanya tersisa lima orang, termasuk Ardian.
ABK lainnya, kata dia, hilang terbawa gelombang perairan Maluku. “Loncat di sini timbul di mana gitu, ada 31 total. Waktu kejadian kapal sedang berjalan, saya turun ke bawah sudah ada api penyebabnya enggak tahu. Saya tanggung jawab besar,” ungkapnya.
“Beberapa kali terjun lalu balik ke atas kapal (menghindari api) 3 sampai 6 posisi kapal masih terapung, ia terapung tapi belakangnya sudah tenggelam. Sudah terkena air, api mau ke depan saya loncat lagi ke air pindah lagi ke belakang, tanggal 6 jam 13.00 WIB ada kapal penyelamat, pencari telur ikan,” ucap Ardian menambahkan.
Saat itu Ardian dan teman-temannya dibawa ke Tanjung Barkai, di sana mereka tinggal bersama warga lokal. “Saya dibawa ke Tanjung Barkai Alhamdulillah disana warganya baik, memilih bertahan ada 5 orang,” ujarnya.
Komentar