Pedomanrakyat.com, Singapura – Singapura kembali dilanda gelombang baru Covid-19.
Otoritas terkait telah mencatat lebih dari 25.900 kasus pada awal bulan Mei 2024.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, bahwa perkiraan jumlah kasus Covid-19 pada 5-11 Mei 2024 meningkat menjadi 25.900 kasus.
Baca Juga :
Dibandingkan minggu sebelumnya dengan 13.700 kasus.
Dilansir laman Geo News, Senin (20/5/2024), Ong mengimbau seluruh masyarakat yang memiliki risiko paling besar terpapar penyakit, terutama lansia berusia 60 tahun ke atas yang terbilang rentan agar lebih waspada.
Perjuangan melawan Covid-19 masih jauh dari selesai. Varian baru, seperti FLiRT terus menguji sistem kesehatan global. FLiRT adalah singkatan dari F dan L untuk mutasi pada satu varian, kemudian R dan T untuk mutasi pada varian lainnya, keduanya merupakan sub-garis keturunan dari varian Omicron. Mutasi ini membuat FLiRT, khususnya KP.2, lebih menular dari pada strain Omicron sebelumnya.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (US Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menunjukkan bahwa KP.2 jadi penyebab atas satu dari empat infeksi di seluruh negeri. Sementara KP.1.1 menyumbang sekitar 7,5%.
Dilansir laman New York Times, varian baru dari mutasi virus Covid-19 dan Omicron harus diwaspadai, meskipun beberapa peneliti mengatakan belum menemukan bahaya yang signifikan seperti saat awal pandemi terjadi.
Terjadinya kasus Covid-19 yang melonjak di Singapura menjadi alarm bagi seluruh masyarakat untuk waspada terhadap varian baru, KP.1 dan KP.2 yang masih diteliti.
Gejala pada varian baru tersebut serupa dengan varian Covid-19, yakni sakit tenggorokan, pilek, batuk, sakit kepala dan tubuh, demam, hidung tersumbat, serta kelelahan. Pada kasus yang parah, bisa terjadi sesak napas.
Sementara itu, orang yang kehilangan indera perasa dan penciuman lebih sedikit dibandingkan pada awal pandemi, tetapi beberapa orang masih akan mengalami gejala-gejala tersebut.
Komentar