Pedomanrakyat.com, jakarta – Kementerian Pertanian senantiasa memastikan ketersediaan dan harga pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Direktorat Jenderal Hortikultura mendapatkan tugas untuk melakukan pengawalan ketersediaan pasokan dan harga cabai dan bawang merah.
Dalam setiap momentum perayaan hari besar keagamaan nasional atau hari libur panjang, ketersediaan dan harga pangan selalu menjadi perhatian. Korelasi pasokan dan harga kedua komoditas tersebut dengan stabilitas nasional sangat erat.
Baca Juga :
Pada akhir tahun 2022 dan memasuki tahun 2023 pasokan cabai dan bawang merah sangat kondusif.
Menjelang perayanan Natal dan Tahun baru tidak terdapat gejolak yang besar terhadap dua komoditas tersebut.
Hal tersebut tentunya didukung karena pasokan yang cukup ke setiap pasar.
Distribusi dilakukan dengan fasilitasi pengangkutan sejak dari lahan atau titik pengumpul di sentra hingga ke pasar konsumen.
Terpenuhinya pasokan tersebut sangat dipengaruhi oleh pengaturan pola produksi antar-waktu dan antar-wilayah menjadi kunci stabilisasi pasokan dan harga cabai dan bawang merah.
Pengaturan pola tanam di sisi hulu sesuai karakter budidaya kedua jenis komoditas tersebut, terbukti mampu meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas pasokan ke pasar.
Produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan, sehingga proses produksi hingga distribusi dapat berlangsung lebih efisien.
Pola produksi tersebut tentunya tidak terlepas dari peran ketersediaan benih.
Untuk menyambut Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri tahun 2023 yang tak lama berselang, Ditjen Hortikultura sudah menyiapkan serangkaian skenario dalam stabilisasi pasokan diantaranya adalah menyediakan semaian benih cabai dan semaian benih bawang merah masing-masing sebanyak 34 juta batang .hal ini dijelaskan oleh Dirjen Hortikultura Prihasto Setanto beberapa waktu lalu.
“Kenapa bentuk semaian? Bentuk semaian ini mampu mengurangi resiko kematian saat pindah tanam, saat dipindah tanam pada lahan, benih tidak stres dan dapat tumbuh optimal, di samping itu dengan proses penyemaian terlebih dahulu akan diperoleh keseragaman tanaman dan pertumbuhan tanaman yang baik dan seragam” tambah Prihasto.
Tahun 2023, Ditjen Hortikultura mengalokasikan pengembangan kawasan cabai seluas 6.000 hektar di 33 provinsi dan 173 kab/kota, serta bawang merah seluas 7.132 hektar di 33 provinsi dan 100 kab/kota (300 hektar diantaranya berupa benih biji (True Shallot Seed /TSS).
Di tempat berbeda, Inti Pertiwi Nashwari, Direktur Perbenihan Hortikultura menyampaikan hal senada bahwa saat ini teknologi untuk penyemaian benih sudah ada dan sudah terbukti hasilnya .
“Petani kita, Eka Mardiyono, pelaku usaha soil block dari Jawa Tengah sudah mengembangkan teknogi penyemaian yang saya kira berhasil yaitu teknologi Soil block, sebuah alat semai yang juga ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah organik yang sangat berguna tanpa merusak lingkungan”terang Inti.
Pada bulan Desember 2022 Perkumpulan Bakul Bibit Wonosobo (PBBW) yang diketuai Bapak Eka Mardiyono ini sudah berhasil memproduksi semaian benih cabai dan bawang merah kerjasama dengan Direktorat Perbenihan Hortikultura sebanyak 5 juta benih cabai dan 5 Juta TSS.
Semaian cabai tersebut sudah didistribusikan pada awal sampai akhir bulan Desember 2022 ke Cianjur, Sukabumi, Sumedang, majalengka, Kuningan, Garut, Banjar Negara, Magelang, Wonosobo, Temanggung dan Gunung Kidul. Demikian pula halnya dengan semaian bawang merah sudah didistribusikan ke Temanggung dan Wonosobo.
“Ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk menjaga agar pasokan tetap aman dan harga terkendali menjelang Ramadhan dan Idulfitri nanti “tutup Inti.
Komentar