Legislator NasDem Minta PLN Evaluasi Subsidi Listrik yang Beratkan Keuangan Negara

Nhico
Nhico

Kamis, 05 Desember 2024 11:54

Ilustrasi PLN.(F-INT)
Ilustrasi PLN.(F-INT)

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Asep Wahyuwijaya, meminta PLN mengevaluasi subsidi listrik yang tidak tepat sasaran. Ketidaktepatan subsidi listrik sangat memberatkan keuangan negara.

“Mampu berkontribusi dengan menyelamatkan subsidi yang tadinya tak tepat jadi tepat, yang tak tepat dikembalikan,” ujar Asep dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan Dirut PLN Darmawan Prasodjo, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12).

Asep mengutip pernyataan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan pada 13 November 2024 bahwa 10.626.809 penerima subsidi listrik 450 watt dan 900 watt yang tidak tepat sasaran.

“Kenapa, karena ada 8.701.617 penerima subsidi (listrik) tidak masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Menarik nih. Maksud saya, apakah penerima subsidi (listrik) harus masuk DTKS atau tidak, karena ketidaktepatan itu memboroskan subsidi kita sampai Rp1,2 triliun per bulan,” ungkapnya.

Asep meminta PLN memerhatikan ketidaktepatan subsidi listrik tersebut. PLN didorong melakukan efisiensi, selain juga menguatkan pendapatan.

“Saya kira ini penting diselesaikan bareng-bareng. Karena pertama, listrik harus kita endorse dan support betul agar mampu menjadi bagian tak terpisahkan (target) pertumbuhan ekonomi 8 %,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut Asep juga meminta PLN untuk memetakan kebutuhan pasok listrik secara nasional. Selain itu perusahaan pelat merah itu juga diminta membandingkannya dengan kemampuan penyediaan listrik.

“Mengapa menjadi sangat urgensi di situ, itu saya kira penting. Lalu sekarang yang paling penting Pak, karena listrik ini juga merupakan supporting utama pertumbuhan ekonomi 8% yang harus kita support janji Pak Presiden itu,” urainya.

Legislator dari Dapil Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu melihat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) masih banyak commercial operation date (COD) yang belum dituntaskan. COD adalah tanggal mulai beroperasinya pembangkit untuk menyalurkan listrik milik PLN.

“Kalau kita dalam simulasi itu sangat sederhana. Kebutuhannya sekian ribu giga watt misalnya, sekarang capaiannya segini, Kontribusi lisdes (listrik desa), industri, swasta, maka terlihat petanya. Jadi progresnya terukur,” pungkasnya.

 Komentar

Berita Terbaru
Ekonomi17 Januari 2025 08:13
PMK Baru! Indonesia Resmi Terapkan Pajak Minimum Global 15%
Pedomanrakyat.com, Jakarta – Indonesia resmi menerapkan pajak minimum global. Penerapan ini seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan ...
Uncategorized17 Januari 2025 07:49
Sabar, Pemerintah Segera Umumkan Keputusan Soal Libur Sekolah saat Ramadhan
Pedomanrakyat.com, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, keputusan mengenai usulan libur sekolah saat Ramadhan 1446 Hijriy...
Hiburan17 Januari 2025 07:10
Baca Alquran dengan Musik DJ Sambil Joget, Selebgram Mira Ulfa Didesak Ditangkap-Langsung Ngemis Minta Maaf
Pedomanrakyat.com, Jakarta – Nasib Mira Ulfa, selebgram baca ayat Alquran sambil joget musik DJ kini diburu warganet. Selebgram asal Aceh ini ki...
Metro16 Januari 2025 23:02
Menko Pangan Zulkifli Hasan dan Mentan Andi Amran Sulaiman Kunker ke Sulsel, Berikut Agendanya
Pedomanrakyat.com, Makassar – Dua Menteri Kabinet Merah Putih, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran...