Pedoman Rakyat, Makassar – Duet Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) terus mendapat respons positif dari berbagai kalangan menuju tahapan pendaftaran Pilwalkot Makassar 2020.
Pasangan yang memiliki akronim “ADAMA” dianggap bisa saling melengkapi untuk memimpin Kota Makassar, sekaligus melanjutkan berbagai terobosan yang sudah dibuktikan Danny Pomanto 2013-2018.
“Pak Danny (sapaan Mohammad Ramdhan Pomanto) sosok yang terbaik dan terbukti berhasil memimpin Kota Makassar. Kinerja, tanggung jawab, serta komitmen dalam pemerintahan tidak perlu diragukan,” kata Ryan Latief, tokoh muda di Kota Makassar, Senin (10/8/2020).
Baca Juga :
Ryan Latief menyatakan, Danny Pomanto adalah sosok bersahabat dan banyak melakukan terobosan untuk kemajuan Kota Makassar. Itu juga tercermin dari banyaknya komunitas dan elemen masyarakat yang menginginkannya kembali.
“Pak Danny itu orangnya friendly. Jadi dengan sendirinya terbangun komunitas secara alami. Inilah daya tarik Pak Danny,” ucap eks Panglima PAS 08, relawan yang memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Sulsel saat Pilpres 2019.
Ryan Latief bahkan sejak jauh hari menyatakan dukungan kepada Danny Pomanto untuk Pilwalkot Makassar. Dengan kehadiran Fatmawati Rusdi yang menjadi wakilnya kini, dukungan politiknya makin mantap.
“Ibu Fatma dengan track record-nya, juga Anggota DPR RI, pengalamannya, akan dewasa dalam berpolitik,” kata Ryan yang juga mantan Ketua Pertina Sulsel.
“Ibu Fatma bukan ‘orang baru kemarin’,” tambahnya.
Ryan Latief menilai, Fatmawati juga punya nilai plus karena satu-satunya figur perempuan yang bakal maju pada kontestasi.
“Inilah yang kita harapkan kehadiran sosok pemimpin figur perempuan. Selama ini Makassar belum pernah dipimpin oleh sosok seorang ibu. Makassar memang membutuhkan perpaduan, dan itu ada pada Danny-Fatma,” terang Ryan Latief.
“Pilihan paling ideal adalah pasangan Danny-Fatma. Ini pandangan saya secara politik. Ibu Fatma juga sangat diterima di masyarakat. Itu terlihat saat blusukan mengunjungi masyarakat di lorong-lorong,” pungkasnya. (rls)
Komentar