Pedoman Rakyat, Maladewa – Mantan Presiden, Mohamed Nasheed, berada dalam perawatan kritis pada hari Jumat setelah terluka parah dalam ledakan bom di luar rumahnya. Polisi menyebutnya sebagai teroris" href="https://pedomanrakyat.com/tag/serangan-teroris/">serangan teroris. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi teror yang terjadi Kamis di ibu kota Male itu.
Aksi kekerasan ini telah menghidupkan kembali kekhawatiran keamanan di pulau-pulau Samudra Hindia, yang dikenal dengan resor mewah tetapi juga menghadapi kerusuhan politik dan kekerasan militan Islam.
Nasheed, presiden pertama Maladewa yang terpilih secara demokratis yang sekarang menjadi ketua parlemen, sebelumnya telah memperingatkan tentang militan yang menyusup ke negara Islam itu.
Baca Juga :
Dia masuk ke mobilnya saat ledakan terjadi. Media lokal mengatakan ledakan itu disebabkan oleh perangkat yang dipasang di sepeda motor yang diparkir di dekat mobilnya. Dokter mengoperasi untuk mengeluarkan pecahan peluru dari Nasheed, yang sekarang dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif, kata pihak rumah sakit.
“Selama 16 jam terakhir dia menjalani operasi penyelamatan nyawa pada luka di kepala, dada, perut dan anggota tubuhnya,” kata rumah sakit dalam sebuah pernyataan seperti dilansir france24.com.
Pada 2015, mantan presiden Abdulla Yameen lolos tanpa cedera setelah terjadi ledakan di speedboatnya. Pada 2007, ledakan yang dituduhkan pada militan Islam menargetkan turis asing dan melukai 12 orang.
Komisaris Polisi Mohamed Hameed mengatakan 450 petugas telah dikerahkan untuk menyelidiki insiden terbaru tersebut. “Kami memperlakukan ini sebagai teroris" href="https://pedomanrakyat.com/tag/serangan-teroris/">serangan teroris,” katanya pada konferensi pers, seraya menambahkan bahwa tingkat ancaman keamanan nasional telah dinaikkan ke peringkat tertinggi 3.
Pemerintah sedang mencari dukungan teknis dari mitra asing dalam kasus tersebut. Sebuah tim dari Kepolisian Federal Australia diperkirakan akan bergabung dalam penyelidikan pada Senin.
Presiden Ibrahim Mohamed Solih, sekutu dekat Nasheed, mengatakan ledakan hari Kamis itu merupakan serangan terhadap demokrasi negara dan ekonominya.
Komentar