Menkeu Sri Mulyani: Pertumbuhan Kredit Kita Negatif, Perbankan Kurang Agresif

Nhico
Nhico

Selasa, 03 Agustus 2021 17:32

Sri Mulyani.
Sri Mulyani.

Pedoman Rakyat, Jakarta-Pandemi Covid-19 telah menimbulkan disrupsi di sektor keuangan yang harus diwaspadai.

Disrupsi itu, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, setidaknya terlihat dari kinerja dana pihak ketiga atau simpanan masyarakat di Bank serta kinerja pernyaluran kredit perbankan.

“Banyak masyarakat yang lebih memilih menyimpan dananya di bank, terlihat dari meningkatnya jumlah tabungan di atas 100 juta rupiah. Sedangkan masyarakat yang terdampak, membuat jumlah tabungan di bawah 100 juta justru menurun,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan ‘Like It’, Selasa (3/8/2021).

Sedangkan dari sisi perbankan, yang mendominasi hampir 70 persen sektor keuangan di tanah air. Dimasa pandemi tidak terlalu agresif menyalurkan kreditnya karena perbankan lebih memilih melakukan restrukturisasi kredit bagi seluruh nasabahnya.

“Ini berarti pertumbuhan kredit kita negatif. Akan sangat sulit memulihkan ekonomi sebelum sektor keuangan juga memulihkan pertumbuhan kreditnya,” ujar Menkeu.

Karenanya Menkeu berharap sektor keuangan secara bertahap dapat mengembalikan fungsi intermediasinya, terutama dari sisi kredit untuk mendukung berbagai program dan kebijakan yang telah digulirkan pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi.

Meski mengalami disrupsi, sektor keuangan di sisi lain juga memiliki peluang untuk terus berkembang di era kenormalan baru akibat pandemi, yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital Sehingga bisa memperdalam inklusi dan penetrasinya dalam perekonomian nasional.

“Karena saat ini, diantara negara Asean Lima bersama Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, kedalaman sektor keuangan Indonesia masih rendah jika dilihat dari indikator asset sektor keuangan, aset perbankan kapitalisasi pasar modal, asset dari industri asuransi maupun asset dari dana pensiun, semuanya dalam rasio terhadap GDP, Indonesia termasuk yang paling rendah,” papar Menkeu.

Ke depannya perlu dicari cara untuk lebih memperdalam pasar keuangan Indonesia termasuk literasinya bagi masyarakat .

“Karena orang tidak akan bisa masuk ke pasar keuangan kalau tidak punya dasar literasi atau pemahaman,” pungkas Menkeu.

 Komentar

Berita Terbaru
Metro19 Januari 2025 08:01
Syaharuddin Alrif: Alwi Hamu Tokoh Sulsel dan Kebanggaan Sidrap, Beliau Selalu Memotivasi Kami
Pedomanrakyat.com, Makassar – Bupati Sidrap Terpilih Syaharuddin Alrif mengenang sosok Alwi Hamu, tokoh masyarakat yang menjadi inspirasi bagi b...
Metro18 Januari 2025 20:24
Akademisi Apresiasi Rakor Pangan di Sulsel, Prof Marsuki DEA: Momentum Perbaikan Infrastruktur Pertanian
Pedomanrakyat.com, Makassar – Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pangan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Has...
Metro18 Januari 2025 18:19
Kabar Baik Buat Pecinta Sepak Bola, Stadion Sudiang Akan Segera Dibangun Tahun 2025
Pedomanrakyat.com, Makassar – Sekretaris Komisi E DPRD Sulsel, dr. Fadli Ananda, mengatakan bahwa pembangunan stadion Sudiang telah mencapai tit...
Ekonomi18 Januari 2025 17:34
Waspada! Marak Modus Penipuan Catut Aplikasi Coretax DJP
Pedomanrakyat.com, Makassar – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengidentifikasi beberapa modus penipuan terbaru yang mengatasnamakan pejabat/pega...