Misteri Terminal Lucidity: Kilasan Kesadaran Menjelang Ajal

Muh Saddam
Muh Saddam

Senin, 26 Mei 2025 08:30

Dokter Koboi, dr Wachyudi Muchain SKed SH M.Kes CMed.
Dokter Koboi, dr Wachyudi Muchain SKed SH M.Kes CMed.

Penulis:
dr Wachyudi Muchain SKed SH M.Kes CMed (Dokter Koboi)

Pedomanrakyat.com, Makassar – Di suatu malam yang sunyi di ruang perawatan intensif, seorang ibu tua yang telah lama terbaring tanpa respons tiba-tiba membuka matanya.

Tangannya menggenggam lembut jemari anaknya, dan dengan suara pelan namun jelas ia berkata, “Kamu sudah makan, Nak?”

Sang anak terdiam, matanya basah. Sebab selama berminggu-minggu, ibunya hanya diam, tak mengenali siapa pun, bahkan tak mampu membuka mata. Dan kini, di ujung waktu, hadir kembali seakan tak pernah pergi.

Fenomena ini bukan hal baru. Para dokter dan perawat di ruang-ruang ujung kehidupan telah berkali-kali menyaksikannya.

Pasien yang semula tak sadar, kehilangan ingatan, bahkan hampir koma, tiba-tiba menunjukkan kilasan kesadaran yang menggetarkan hati: berbicara, mengenali orang-orang tercinta, meminta makanan, atau tertawa kecil.

Inilah yang disebut Terminal Lucidity kilasan kesadaran yang muncul tiba-tiba, sesaat sebelum ajal tiba.

Hingga kini, dunia kedokteran masih mencari jawaban pasti. Apa sebenarnya yang terjadi di detik-detik terakhir hidup seseorang, ketika tiba-tiba kesadaran itu kembali seolah tak pernah benar-benar hilang?

Beberapa ilmuwan percaya, otak di ambang kematian melepaskan gelombang terakhir zat-zat kimia yang kuat dopamin, serotonin seperti letupan kecil kehidupan sebelum benar-benar padam.

Saat itulah, bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup oleh kabut penyakit terbuka sejenak. Ingatan muncul. Kesadaran bangkit. Seperti lilin yang menyala paling terang sesaat sebelum padam.

Ada juga teori yang mengatakan bahwa tubuh, ketika menyadari kematian sudah dekat, secara alami mengarahkan aliran darah ke bagian-bagian otak yang paling penting—pusat bahasa, emosi, dan memori. Seakan tubuh memberi ruang terakhir bagi jiwa untuk menyampaikan pesan perpisahan.

Namun di luar semua teori, ada pula yang percaya bahwa ini bukan sekadar reaksi biologis. Bahwa mungkin, di antara dunia nyata dan alam keabadian, ada jendela kecil yang terbuka sebentar—cukup untuk satu pelukan, satu senyuman, satu kata terakhir yang menyatukan kembali hati-hati yang telah lama menanti.

Entah dari sisi medis, psikologis, atau spiritual, satu hal pasti: terminal lucidity adalah momen langka yang penuh makna. Sebuah isyarat bahwa sebelum seseorang pergi, ada ruang sejenak bagi jiwa untuk berpulang dengan cara yang paling manusiawi—penuh cinta, sadar, dan damai.

Ia mengingatkan kita bahwa kematian bukan selalu tentang perpisahan yang dingin. Kadang, ia datang dalam bentuk pertemuan yang hangat. Dalam pelukan yang tertunda. Dalam kalimat terakhir yang begitu berarti: “Aku sayang kamu.”

Semoga kita semua, ketika waktunya tiba, dipanggil dalam keadaan khusnul khotimah dengan kesadaran penuh, wajah tenang, dan hati yang telah siap pulang sang pencipta Allah SWT.

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah03 November 2025 22:29
Bupati Irwan: Sinergi Antarinstansi Jadi Fondasi Pembangunan Berkeadilan di Pinrang
Pedomanrakyat.com, Pinrang – Bupati Pinrang, H. A. Irwan Hamid, S.Sos, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam memperkuat pembangunan ...
Metro03 November 2025 21:27
Pemprov Sulsel–Pelindo Kolaborasi Perkuat Jalur Ekspor Tanpa Transit Pulau Jawa
Pedomanrakyat.com, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman menerima audiensi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Region...
Metro03 November 2025 20:26
Wali Kota Munafri Pimpin Langsung Upaya Mediasi Polemik Pasar Pannampu
Pedomanrakyat.com, Makassar – Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin kembali menunjukkan komitmennya dalam m...
Metro03 November 2025 19:31
Waka DPRD Sulsel Yasir Apresiasi Penurunan Harga Pupuk Subsidi 20% , Angin Segar untuk Petani
Pedomanrakyat.com, Bone – Kabar baik datang untuk para petani di Kabupaten Bone! Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Yasir Machmud memberikan apr...