Pedomanrakyat.com, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut mengecam tindakan Universitas Indonesia (UI) yang mengundang peneliti Universitas Stanford, Peter Berkowitz, yang pro-Zionis Israel. Berkowitz diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Program Pascasarjana UI di Kampus UI, Depok, pada Sabtu (23/8).
Ketua MUI Bidang Hublu dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim mengapresiasi UI yang telah minta maaf karena tidak teliti mengecek latar belakang Berkowitz yang juga eks pejabat Kemlu AS itu. Namun, menurutnya hal itu tidak cukup.
“Bagus, UI sudah menyampaikan permintaan maaf atas ketidaktelitian ini. Akan tetapi, apa yang terjadi di UI ini sudah sangat mencederai rasa kemanusiaan dan kontraproduktif bagi upaya membela perjuangan kemerdekaan Palestina,” tutur Sudarnoto dalam keterangannya, Senin (25/8).
Baca Juga :
“Jangan silau dengan kehebatan dan reputasi intelektual seseorang yang ternyata pro-Zionis seperti yang diundang oleh UI. Teguhkan Pancasila, bela Palestina, dan hapuskan penjajahan,” ujarnya.
Sensitivitas dan Kritisisme Menipis
“Diundangya pembicara pro-Zionis ke kampus besar UI menunjukkan menipisnya sensitivitas dan kritisisme yang menjangkiti unsur pimpinan perguruan tinggi terkait dengan penjajahan besar Israel yang didukung Amerika dan genosida yang paling mengerikan,” tutur Sudarnoto.
“Ada kecenderungan pertimbangan pragmatis dalam membuat keputusan penting di kampus. Ini fenomena yang berbahaya. Seharusnya kampus tidak sekadar tempat transfer of knowkedge tapi harus menjadi tempat pendidikan karakter, memperkuat sensitivitas dan peduli kemanusiaan,” tambahnya.
Berkowitz Serang Pendukung Palestina
Berkowitz merupakan keturunan Yahudi yang kerap menyatakan dukungan terhadap negara Zionis, Israel. Dukungan itu disampaikan oleh Berkowitz melalui buku ataupun artikel, salah satunya buku berjudul ‘Israel and The Struggle Over the International Laws of War’ yang diterbitkan tahun 2012.
Dalam bukunya itu, Berkowitz menyoroti bagaimana kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan hukum humaniter internasional untuk menentang Israel, sementara tindakan Israel yang sah dalam rangka mempertahankan diri, dikriminalisasi.
Berkowitz juga menyerang mahasiswa dan kalangan akademisi di AS yang menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Ia bersuara miring pada aktivis kampus yang mengampanyekan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS), sekaligus mendukung upaya membungkam suara pro-Palestina di lingkungan akademik.
Pada Desember 2023 atau dua bulan setelah agresi Israel ke Gaza, Berkowitz menulis artikel membela Israel berjudul “Cendekiawan Oxford Mengkhianati Panggilan Akademiknya untuk Menyudutkan Israel”.
UI Minta Maaf
Direktur Humas UI, Prof. Arie Afriansyah, mengakui UI luput dalam mengecek latar belakang dari Berkowitz. UI menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Mereka berjanji hal itu tak terjadi lagi di kemudian hari.
“Dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan,” ucapnya.

Komentar