Pedomanrakyat.com, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan mengungkapkan, hubungan Indonesia dan Palestina memiliki sejarah panjang. Salah satu momen penting dalam hubungan ini terjadi saat Konferensi Asia Afrika pada 1995.
Itu adalah konferensi internasional pertama dari negara-negara yang baru saja merdeka, termasuk Indonesia.
Saat ini, tambah Farhan, menuju 70 tahun KAA, masih ada satu peserta yang belum sepenuhnya merdeka yaitu Palestina. Seluruh peserta KAA, termasuk Indonesia, memiliki utang untuk membantu mendorong kemerdekaan Palestina.
Baca Juga :
“Ini adalah janji kita yang sebetulnya bukan hanya janji yang tertulis dalam UUD 1945. Janji ini kemudian menjadi dasar hukum RI dalam membela dan menjaga Palestina sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka,” ujar Farhan dalam Simposium Partai NasDem bertajuk ‘All Eyes on Palestine’ di NasDem Tower Jakarta, Sabtu (24/8).
Mengenai perang di Gaza, Farhan mengatakan bahwa mungkin sebagian orang menganggap konflik di wilayah tersebut sebagai perang agama. Jika dilihat dari sudut pandang Yahudi, maka perang antara Israel dan Palestina selama ini memang konflik yang dimotivasi agama.
Namun, dari sudut pandang lain, dari sudut pandang komunitas internasional, perang di tanah Palestina bukan konflik agama.
“Tapi adalah perang menegakkan hak sebuah negara untuk merdeka dalam cakupan freedom atau independence. Bagi seluruh dunia, (perang Israel-Palestina) ini adalah perang yang menghancurkan kemanusiaan,” jelas Farhan.
“Itulah mengapa kita yakin bahwa membela Palestina adalah membela kemanusiaan, membela hak suatu negara untuk merdeka,” sambungnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang secara konsisten membela perjuangan Palestina. Hampir di seluruh forum internasional, Indonesia selalu mengangkat isu Palestina.
“Kita jaga narasi kemerdekaan Palestina, kita pastikan digaungkan di semua event internasional,” ungkap Farhan.
Komentar