Pantau Gejala Gagal Ginjal Akut, Pakar Sarankan Anak Tak Pakai Popok Dulu untuk Pantau Frekuensi Buang Air Kecil

Editor
Editor

Senin, 24 Oktober 2022 10:45

Ilustrasi anak yang sedang Sakit.(F-INT)
Ilustrasi anak yang sedang Sakit.(F-INT)

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Mengacu pada data terakhir Kementerian Kesehatan RI per (21/10/2022), Indonesia telah mencatat 241 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak, dengan 131 pasien di antaranya meninggal dunia.

Sejumlah pihak mengingatkan, penurunan volume dan frekuensi buang air kecil pada anak menjadi gejala yang wajib diwaspadai orang tua.

Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menegaskan, pun anak tidak mengalami indikasi gejala tidak perlu dirawat, orang tua perlu melakukan pemantauan di rumah.

Di antaranya, dengan memperhatikan frekuensi buang air kecil anak.

“Mungkin tidak ada indikasi rawat, tetapi di rumah tetap dipantau ya, orangtuanya diminta untuk memantau volume urine di rumah. Urinenya kira-kira selama 12-24 jam itu seberapa,” ungkap Prof Zullies dalam webinar ‘Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat sebagai Penyebabnya’ di YouTube Kanal Pengetahuan Farmasi UGM, Sabtu (22/10/2022).

“Kalau sudah tidak urinasi, kalau yang agak sulit karena sekarang pada pakai diapers, itu harus ditengok. Atau malah mumpung di rumah, mumpung kondisi sedang sakit dan saat sekarang ini jangan pakaikan dulu. Karena harus tahu kira-kira dia urinasi atau tidak,” imbuhnya.

Terlebih jika anak mengalami perburukan gejala dengan muncul infeksi disertai batuk, segera bawa anak ke rumah sakit.

Nantinya di rumah sakit, anak akan diberi pemeriksaan ureum dan kreatinin, serta pemeriksaan COVID-19. Pasalnya, kini Indonesia juga sudah kemasukkan subvarian Omicron XBB.

“Ada perberatan terkait dengan infeksi batuk dan lainnya, sudahlah itu langsung ke sana (rumah sakit). Kemudian nanti ketemu ureum dan kreatininnya tinggi, jelas akan dipastikan lagi COVID-nya atau apa, masih terus kita lakukan karena sekarang masuk lagi varian yang lain. Rumah sakit harus tetap menegakkan itu. Kalau ternyata tidak (COVID-19), pastikan pantau volume urine itu,” pungkas Prof Zullies.

Ia juga memaparkan, indikasi anak perlu menjalani perawatan di rumah sakit terkait gangguan ginjal akut misterius adalah:

Mengalami demam dalam kurang dari 14 hari terakhir

Mengalami gejala ISPA atau saluran cerna

Volume urine berkurang sesuai definisi Atypical Progressive Acute Kidney Injury

 Komentar

Berita Terbaru
Metro26 April 2025 08:30
Bunda PAUD Melinda Aksa Apresiasi Peluncuran Buku Karya Adilah Wina Fitria
Pedomanrakyat.com, Makassar – Bunda PAUD Kota Makassar, Melinda Aksa, hadir sebagai narasumber dalam peluncuran buku Mewujudkan Pendidikan Inklu...
Daerah26 April 2025 08:26
Bengkel Warga di Parepare Terbakar, Wali Kota Tasming Hamid Gerak Cepat Tinjau Lokasi-Beri Bantuan
Pedomanrakyat.com, Parepare — Kebakaran menghanguskan sebuah bengkel milik warga bernama Jumadi di Jalan Gelora Mandi, Jumat malam, 25 April 2025. A...
Metro25 April 2025 23:38
Wali Kota Munafri Sebut Rumah Ibadah Jadi Wadah Pembentukan Karakter Anak
Pedomanrakyat.com, Makassar – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin meminta pengembang perumahan agar menyediakan lahan untuk pembangunan rumah i...
Edukasi25 April 2025 23:09
Dukung Kompetensi Generasi Muda, BPDP Gelar Edukasi Interaktif Program Beasiswa Sawit di Sulsel
Pedomanrakyat.com, Makassar – Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian In...