Pedomanrakyat.com, Pangkep – Pemerintah Kecamatan Pangkajene Pangkep bersama UPT Puskesmas Kota Pangkajene dan UPT Puskesmas Bonto Perak resmi meluncurkan Kelurahan Siaga Tuberkulosis (TBC), Rabu (24/9/2025).
Program ini bertujuan memperkuat peran masyarakat dalam pencegahan, penemuan kasus, serta pendampingan pengobatan TBC yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
Baca Juga :
Kelurahan/Desa Siaga TBC merupakan program prioritas nasional yang dicanangkan pada 9 Mei 2025 untuk mempercepat penurunan kasus TBC dan memastikan pengobatan berjalan hingga tuntas.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Indonesia termasuk negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Kondisi ini menuntut keterlibatan aktif pemerintah, khususnya di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Data dashboard SITB per 23 September 2025 menunjukkan capaian penemuan kasus terduga TBC di Kecamatan Pangkajene sebanyak 718 (68%) dari target 1.054 terduga. Sementara itu, capaian penemuan kasus positif TBC tercatat 114 kasus atau 81% dari target 130 kasus, yang tersebar di 10 kelurahan.
Melalui Kelurahan Siaga TBC, masyarakat didorong melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan bagi yang mengalami batuk lebih dari dua minggu, memberikan pendampingan pasien agar tidak putus berobat, serta menciptakan lingkungan sehat melalui kebersihan rumah dan pola hidup bersih.
Komitmen pelaksanaan program ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, serta masyarakat yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Pangkajene.
Pembentukan Kelurahan Siaga TBC diharapkan menjadi langkah nyata menuju target Eliminasi TBC tahun 2030.
Camat Pangkajene, Lukman Murtala, menyampaikan bahwa pembentukan Desa dan Kelurahan Siaga TBC merupakan program nasional yang diteruskan ke pemerintah kabupaten, dan saat ini mulai dilaksanakan di Kecamatan Pangkajene.
Lukman menyebut, di Kecamatan Pangkajene ada sembilan kelurahan yang akan terbentuk Siaga TBC. Tujuannya untuk memperkuat kinerja dalam menuntaskan TBC pada tahun 2030.
Ia menambahkan, dalam pelaksanaannya terdapat dua puskesmas yang berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan sosialisasi terkait penyakit TBC.
“Ini program gratis untuk masyarakat, karena kita ingin benar-benar menuntaskan penyakit ini,” tegasnya.
Lukman juga mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala puskesmas untuk mengalokasikan anggaran kelurahan dan kecamatan sebagai dukungan percepatan penanganan TBC.
“Harapan saya, ada keinginan masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke fasiltas kesehatan. Dengan hadirnya komitmen semua pihak, untuk menuntaskan penyakit TBC ini di 2030,”tutupnya.
Kabid P2P Dinas kesehatan Pangkep, dr. Salfihar Nur Layla menyampaikan, penuntasan TBC menjadi prioritas utama Kemendagri.
“Menurut instruksi Kemendagri, Koordinasi Kemenkes dan Kemendes diharapkan semua desa kelurahan membentuk desa Siaga TBC, “katanya.
Pihak desa dan kelurahan melibatkan warga dalam membantu Puskesmas menemukan secara dini penyakit TBC maupun orang-orang yang terkonfirmasi positif. Pasien kemudian diberikan pengobatan dan dipantau hingga sembuh dalam waktu enam bulan. Sementara itu, orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien juga dilakukan pemeriksaan dan diberikan terapi pencegahan.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan kita bersama-sama menuju eliminasi TBC tahun 2030,” jelasnya.
Komentar