Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan CSR 225.000 Telur Bagi Keluarga Berisiko Stunting

Muh Saddam
Muh Saddam

Rabu, 07 Desember 2022 16:44

Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan CSR 225.000 Telur Bagi Keluarga Berisiko Stunting

Pedomanrakyat.com, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama BKKBN) Sulsel menyalurkan bantuan 225.000 butir telur bagi keluarga berisiko stunting, Selasa (6/12/2022).

Bantuan telur ini disalurkan di tiga Kabupaten/kota di Sulsel. Di antaranya Kota Makassar, Kabupaten Takalar dan Jeneponto.

Bantuan ini merupakan CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT. Satwa Utama Raya perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan unggas ayam.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aslam Patonangi, menyerahkan bantuan ini secara simbolis kepada masyarakat.

Hal tersebut pada Grand Launching Penyaluran Pemberian Makanan Tinggi Protein untuk Mendukung Upaya Percepatan Penurunan Stunting oleh PT Satwa Utama Raya Tahap II di Kantor BKKBN Sulsel.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani mengatakan, bantuan tahap II ini diberikan sebanyak 7500 rak telur disalurkan di empat kecamatan di kota Makassar sebanyak 328 rak telur.

“Kabupaten Takalar akan disalurkan sebanyak 1031 Rak Telur, Kab. Jeneponto disalurkan sebanyak 3816 Rak Telur, dan Kab. Gowa akan disalurkan sebanyak 2325 Rak Telur,” tutur Rita.

Andi Rita menyebutkan kegiatan ini merupakan wujud implementasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS).

Kemudian, Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) serta Peraturan Gubernur Sulsel Nomor 19 tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Setiap unsur pemerintah, swasta dan masyarakat harus saling bekerja sama dalam menurunkan angka stunting. Semua harus mengambil peran sesuai dengan tugas dan kemampuan masing-masing, dan inilah yang implementasikan oleh PT SAR,” terang Rita.

Lanjutnya, Grand Launching ini sebagai langkah mewujudkan koordinasi dan sinergitas lintas sektor untuk berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting di Sulsel.

Tentunya dengan melibatkan mitra kerja dan dunia usaha dengan memberikan layanan intervensi spesifik kepada kelompok sasaran keluarga anak stunting atau keluarga berisiko stunting.

“Perlu Kami sampaikan bahwa TPPS Provinsi Sulawesi Selatan telah bekerja memaksimalkan semua potensi dalam upaya menurunkan angka stunting di Sulawesi Selatan yang masih tinggi 27,4 persen masih diatas rata-rata nasional 24 persen,” bebernya.

Ia juga menambahkan, dalam mendukung mempercepat penurunan stunting telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa/kelurahan.

“Tim Pendamping Keluarga telah melakukan pendampingan terhadap mereka yang berisiko, Saatnya kita bersama terus memperkuat konvergensi dan monitoring apa yang telah dilakukan,” tanda Rita.

“Semua unsur pemerintah swasta dan masyarakat saling konvergen dalam penurunan stunting maka target 14 perse dapat kita raih pada tahun 2024,” tambahnya.

Olehnya itu, diharapkan partisipasi pihak swasta, dunia usaha dalam kegiatan penurunan stunting semakin meningkat, mengingat kasus-kasus stunting masih cukup banyak ditengah-tengah masyarakat.

“Jika berharap pada pemerintah untuk menyelesaikannya tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karenanya dibutuhkan komitmen bersama bahu membahu dalam mengatasi masalah stunting,” harapnya.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aslam Patonangi menyebutkan, untuk bisa menjalankan program percepatan penurunan stunting diperlukan data akurat mengenai stunting agar bisa menentukan strategi yang tepat.

“Dalam menjalankan program ini dibutuhkan satu data yang terintegrasi lintas sektor agar pelaksaannya tepat sasaran,” terang Aslam.

Program Percepatan Penurunan Stunting merupakan Program Prioritas Nasional, untuk mendukung itu Gubernur Sulsel telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 19 tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Bappelitbangda telah Menyusun RPD 2024 – 2026 dengan memasukkan target angka Stunting 14 persen di tahun 2024,” ungkapnya.

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit berulang akibat kondisi sanitasi yang buruk.

Selain itu, praktek pengasuhan anak yang kurang baik serta tidak tersedianya asupan makanan bergizi bagi ibu hamil mendorong terjadinya stunting.

“Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan anak, namun juga pertumbuhan otak anak menyebabkan menurunnya tingkat kecerdasan serta produktivitas anak,” jelas Aslam.

“Sehingga berdampak pada menurunnya kualitas generasi bangsa dalam menghadapi persaingan global dimasa mendatang,” pungkansya.

 Komentar

Berita Terbaru
Metro19 Oktober 2024 20:15
HUT Ke-355, Ketua DPRD Rachmatika Dewi ‘Cicu’: Sulsel Terbukti Jadi Rumah yang Hangat Bagi Semua
Pedomanrakyat.com, Makassar – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan mengelar rapat paripurna istimewa dalam rangka Hari Jadi Su...
Politik19 Oktober 2024 20:11
Di Tengah Cuaca Tak Menentu, Rezki Lutfi Tetap Setulus Hati Sapa Warga di Wilayah Timur Makassar
Pesomanrakyat.com, Makassar – Calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Rezki Mulfiati Lutfi terus bergerak melalukan kampanye dialogis tatap...
Metro19 Oktober 2024 19:56
HUT Sulsel Ke-355, Fraksi NasDem Harap Beri Dampak Positif Bagi Semua Sektor
Pedomanrakyat.com, Makassar – Fraksi NasDem DPRD Sulawesi Selatan, menitipkan harapan besar di Hari Jadi Sulawesi Selatan yang ke 355 Tahun. 17 ...
Otomotif19 Oktober 2024 19:55
Dominan Sejak Awal Balapan, Marc Marquez Puji Jorge Martin: Sangat Eksplosif!
Pedomanrakyat.com, Australia – Rider Gresini Racing, Marc Marquez, memberi pujian untuk Jorge Martin. Martinator disebut sangat eksplosif. Dal...