Penundaan Pemilu 2024, DPD: Akan Terjadi Krisis Konstitusi

Nhico
Nhico

Selasa, 08 Maret 2022 09:00

Anggota DPD Tamsil Linrung.
Anggota DPD Tamsil Linrung.

Pedomanrakyat.com, Makassar – Isu penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan wacana perpanjangan masa jabatan presiden tuai pro dan kontra.

Sejumlah kalangan, mulai dari politisi, birokrasi, akademisi, pengamat hingga masyarakat. Berkomentar terkait dengan usulam penundaan Pemilu 2024.

Salah satunya Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Tamsil Linrung juga angkat bicara soal adanya wacana atau isu penundaan pemilu yang dilontarkan pimpinan Partai Politik (Parpol).

DPD tidak setuju atas penundaan ini, harus kita tetap berjalan di atas rel konstitusi. Konstitusi sudah menyatakan pemilu 2024 dan kita sudah putuskan bahwa tanggal 14 februari itu di laksanakan,” jelas Tamsil Linrung di Makassar, Senin (7/3/2022).

Tamsil Linrung menambahkan bahwa, apabila penundaan ini dilakukan maka bisa terjadi krisis konstitusi, karena tidak ada istilah Plt presiden.

“Jadi, kalau ditunda padahal otomatis Presiden sudah berakhir, secara otomatis menteri-menteri sudah berakhir, wakil sudah berakhir,” tuturnya.

Lanjutnya bahwa, kalau dikatakan alsan penundaan pemilu karena perosoalam ekonomi dan pandem, makan bisa jadi orang-orang minta Pemilu dipercepat.

“Supaya jangan masalah ekonomi ini berlarut-larut, lagian ngapain mau pindah ibu kota, dimana lebih penting pemindahan ibu lota atau pemilu?. Pimilu ini adalah kepastian hukum yang diperlukan masyarakat,” tutur Tamsil.

Tamsil Linrung mengakui bahwa, memang benar, tentang hasil sirvei bahwa ada tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Tapi disisi lain survei dilakukan terkait pemilu masyarakat mayoritas menginginkan pemilu dilaksanakan 2024,” bebernya.

Sementara itu, Pengamat politik Universitas Bosowa, Arief Wicaksono menila bahwa, wacanakan penundaan pemilu dengan harapan dapat meningkatkan elektabilitas Parpol itu tidak ada hububgannya.

“Saya kira kalau ingin meningkatkan elektabilitas memang harus partai masing-masing bekerja bukan hanya mengandalkan isu atau wacana-wacana seperti ini,” ucap Arief.

Arief Wicaksono megatakan bahwa, kalau alasan penundaan karena masalah ekonomi dan pandemi, maka itu harus dibuktikan dengan dasar kajian terkait hubungan pandemi dengan penundaan pemilu.

“Toh juga di 2020 kemarin bisa kok dilaksanakan secara serentak. Jadi alasan untuk bisa menunda pemilu kedepannya ini juga gara-gara pandemi itu kayaknya kurang nyambung,” tutupnya.

Penulis : Musa

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah03 November 2025 22:29
Bupati Irwan: Sinergi Antarinstansi Jadi Fondasi Pembangunan Berkeadilan di Pinrang
Pedomanrakyat.com, Pinrang – Bupati Pinrang, H. A. Irwan Hamid, S.Sos, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam memperkuat pembangunan ...
Metro03 November 2025 21:27
Pemprov Sulsel–Pelindo Kolaborasi Perkuat Jalur Ekspor Tanpa Transit Pulau Jawa
Pedomanrakyat.com, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman menerima audiensi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Region...
Metro03 November 2025 20:26
Wali Kota Munafri Pimpin Langsung Upaya Mediasi Polemik Pasar Pannampu
Pedomanrakyat.com, Makassar – Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin kembali menunjukkan komitmennya dalam m...
Metro03 November 2025 19:31
Waka DPRD Sulsel Yasir Apresiasi Penurunan Harga Pupuk Subsidi 20% , Angin Segar untuk Petani
Pedomanrakyat.com, Bone – Kabar baik datang untuk para petani di Kabupaten Bone! Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Yasir Machmud memberikan apr...