Pedomanrakyat.com, Makassar – Praktisi Hukum asal Toraja, Yohana Galenta mengajak seluruh pihak untuk menjaga kondisi perpolitikan berjalan aman dan damai.
Termasuk terhadap lembaga-lembaga keagamaan, seharusnya tidak terlibat dalam hal politik praktis.
“Dalam kondisi tahap Pilkada ini, seharusnya para lembaga pemuka agama tidak terlibat didalamnya. Karena lembaga keagamaan menjadi teladan, mendamaikan ketika terjadi perselisihan, memberikan pencerahan, dan menjadi solusi terhadap problematika umat. Bukan terlibat politik praktis,” ujar dia.
Baca Juga :
- Siap Bersinergi dengan Sulsel, Duta Besar Inggris Dominic Jermey Akui Kepemimpinan Andi Sudirman Dorong Pembangunan Berkelanjutan
- KPU Tetapkan Hasil Perolehan Suara, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi Menang Pilgub Sulsel
- Rangkul Relawan, Andi Sudirman : Silahkan Datang, untuk Kepentingan Masyarakat Banyak
Ia berharap pihak-pihak yang berniat memanfaatkan para pemuka agama untuk kepentingan politik. Selain mendegradasi tugas utama tokoh agama, hal itu rawan memicu kegaduhan di tengah masyarakat.
“Seharusnya lembaga-lembaga keagamaan menjadi garda terdepan menebarkan nilai-nilai kedamaian,” tuturnya.
Praktisi Hukum asal Toraja ini mengajak seluruh stakeholder lembaga keagamaan untuk menjaga kerukunan. Terlebih kerukunan umat beragama di Sulsel terus meningkat. Hal itu cermin pada era kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman, dirinya mengayomi seluruh umat beragama.
Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sulsel tahun 2023 yakni 76,95 poin, diatas capaian Nasional sebesar 76,02 poin.
“Seharusnya semua pihak menjaga dan semakin meningkatkan indeks kerukunan umat beragama di Sulsel yang setiap tahun semakin meningkat. Janganlah membentur-benturkan umat beragama dengan isu-isu SARA,” tegasnya.
Komentar