Pedoman Rakyat, Jakarta – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon memuji wawancara yang dilakukan Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban dengan Al Jazeera.
Sebagaimana diketahui, Taliban adalah kelompok Islam yang 20 tahun yang lalu pernah menguasai Afghanistan. Namun, pada 15 Agustus lalu Taliban merebut kembali negara tersebut.
Nama Taliban pun ramai dibicarakan di berbagai belahan dunia, salah satunya di Indonesia yang memiliki populasi Islam terbesar di dunia.
Baca Juga :
Taliban sendiri memicu pro dan kontra ketika muncul ke publik. Mereka dinilai kejam, keras, dan menganut hukum Islam garis keras.
Walaupun demikian, ada juga memuji, salah satunya politikus Partai Gerindra yang juga Anggota DPR RI Fadli Zon yang memuji pemimpin Taliban, Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban
Fadli memuji Abdul Qahar yang melakukan wawancara dengan Al Jazeera membahas visi Afganistan setelah ini dikuasai oleh Taliban.
Menurut Fadli Zon, wawancara yang dilakukan pemimpin Taliban sangat menarik dan jernih. Penjelasan yang disampaikan pun intelek dan sistematis.
“Wawancara menarik dan jernih. Penjelasannya sistematis dan intelek,” tulis Fadli Zon di akun media sosial Twitter miliknya @fadlizon, yang dikutip Galamedia pada Selasa, 24 Agustus 2021.
Ia menjelaskan stereotip dan image yang melekat pada Taliban, yaitu kejam, ganas, ekstrem, dan lain-lain.
Namun, menurut Fadli Zon, dalam wawancara tersebut, Abdul Qahar menunjukkan bahwa apa yang Taliban lakukan sebenarnya sangat terukur dan beradab.
“Stereotip dan image Taliban mungkin dibuat kejam, ganas, ekstrim, dan lain-lain. Tapi wawancara ini menunjukkan apa yang mereka lakukan sangat terukur dan beradab,” katanya
Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban melakukan wawancara dengan Al Jazeera dan berbicara tentang visi Afganistan ke depan.
Ia mengatakan dalam hukum Islam tidak ada ambiguitas tentang hak perempuan, laki-laki, maupun anak-anak.
“Hukum Islam diketahui semua orang, tidak ada ambiguitas tentang hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tetapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak,” ujar Abdul Qahar Balkhi dalam wawancaranya tersebut.
Komentar