TV pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa kerajaan tersebut secara resmi bergabung dengan blok negara-negara BRICS pada Selasa 2 Januari 20024.
Dengan bergabungnya Arab Saudi ke BRICS, maka Raja Salman masuk ke geng Xi Jinping dan Putin yang di mana negara mereka China dan Rusia bergabung ke BRICS.
Baca Juga :
Menteri Luar Negeri Arab Saudi sebelumnya mengatakan pada Agustus bahwa kerajaannya akan mempelajari secara terperinci sebelum diusulkan bergabung pada 1 Januari untuk mengambil keputusan yang tepat.
Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kelompok BRICS adalah “saluran yang bermanfaat dan penting” untuk memperkuat kerja sama ekonomi.
Blok BRICS sebelumnya mencakup Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Namun kini keanggotannya bertambah dengan bergabungnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, dan Ethiopia.
Masuknya Arab Saudi terjadi di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, dan perluasan pengaruh Beijing terhadap Arab Saudi.
Meski terus menjalin hubungan yang kuat dengan AS, Arab Saudi mengambil langkah sendiri karena kekhawatiran bahwa Washington kurang berkomitmen terhadap keamanan Teluk dibandingkan di masa lalu.
China, pembeli minyak terbesar Arab Saudi, memimpin seruan agar BRIC berekspansi untuk menjadi penyeimbang terhadap negara-negara Barat. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Jakarta, Kamis (4/1/2024).
Perluasan keanggotaan tersebut dapat memperkuat ambisi kelompok tersebut untuk menjadi pemimpin negara-negara di belahan bumi Selatan, meskipun pada November lalu Argentina memberi isyarat bahwa mereka tidak akan menerima undangan untuk bergabung.
Komentar