Pedomanrakyat.com, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM) memutarkan video rekaman CCTV detik-detik penangkapan Dokter Sunardi (54) yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3) malam.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyampaikan berdasarkan rekaman CCTV dokter Sunardi sempat mengendarai mobil double cabin berwarna putih ketika dibuntuti Tim Densus 88, sebelum akhirnya ditembak dan tewas.
“Ini proses awalnya yang di ini double cabin dokter Sunardi yang awalnya memang enggak ada petugas, ini masih dalami apa dipastikan bahwa isinya dokter Sunardi,” kata Anam dikutip lewat akun Youtube Humas Komnas HAM, Selasa (15/3).
Baca Juga :
Kemudian ketika di rekaman selanjutnya, menampilkan mobil dua cabin yang dikendarai dokter Sunardi telah dinaiki dua orang. Yang diketahui, mereka adalah anggota Densus 88 sembari melaju kencang melewati CCTV yang terpasang di salah satu toko.
“Ada dua orang yang di double cabin yang sudah masuk di double cabin itulah yang anggota (Densus 88). Yang dari sisi Utara itu lebih jelas. Ini ada dua orang petugas itu, jadi awalnya memang nggak ada petugasnya,” ujar Anam.
Kemudian, Anam menyebut jika dua anggota yang berada di mobil dokter Sunardi sempat memberikan peringatan untuk berhenti. Namun, hal itu diabaikan hingga petugas memberikan tembakan peringatan dan terjadilah kejar-kejaran.
“Ini dua orang polisi jadi setelah diperingatkan ya, disuruh berhenti dan sebagainya nanti bisa dijelaskan lebih detail, diperingatkan suruh berhenti dan sebagainya, dicegat begini sama petugas, habis itu tetap (melaju) dia,” kata Anam.
“Mau dikasih tembakan peringatan setelah turun tunjukin bahwa dia polisi, tetap jalan. Di situlah ada tabrak pertama, nah ini petugas yang turun dari mobil petugas Innova naik ke kabin. Terus itu kita kejar-kejaran, cukup kencang,” lanjutnya.
“Ini dipepet ini, tetapi tetap saja disuruh berhenti enggak mau. Ini batas jalan aspal ini, tanahnya, kayak di bahu jalan kalau di tol, lanjut ini ada yang lebih jelas tapi tetap nggak mau berhenti. Ini yang mulai serempet-serempetan, ini sampai muncul percikan api,” ujarnya.
Dari video rekaman CCTV yang diputar, terlihat jika mobil dokter Sunardi turut diikuti sejumlah mobil dan motor. Dimana, ketika kejaran-kejaran berlangsung tercatat petugas telah melepaskan sembilan kali tembakan.
“Tembakan pertama ketika memang peringatan dihentikan yang di situ ditunjukkan bahwa dia polisi, surat penangkapan ya. Habis itu dia kabur,” sebut Anam
Selanjutnya, tembakan kedua dilepaskan petugas ketika berhasil menaiki mobil dokter Sunardi dua kali ke udara. Namun yang bersangkutan tetap tidak mengindahkan dan tetap menancap gas mobilnya.
“Tembakan udara dua kali, enggak berhenti-berhenti, tembak sebelah kiri sebelah kiri bangku, itu kan sendirian kalau sopirnya sebelah kanan yang kosong sebelah kiri, itu juga ditembak dari atas juga enggak berhenti,” katanya.
“Baru tembak berikutnya tembak tangan enggak berhenti, tembak bahu-kaki enggak berhenti, baru tembak dada, enggak berhenti, itu yang pertama. Terus akhirnya nabrak itu,” sambungnya.
Anam mengatakan jika video yang ditampilkan merupakan bentuk detik-detik kronologi yang terjadi sebagaimana insiden penembakan yang dialami dokter Sunardi.
“Videonya kaya gitu, tadi juga dijelaskan detail dengan dokumen-dokumen yang lain. Tapi pada pokoknya apa betul ada dua petugas yang ada di dobel cabin dan sebagainya itu itulah videonya,” ujarnya.
Komentar